Kamis 16 Jul 2020 13:52 WIB

Bandung Kekurangan Hidran yang Berfungsi

Idealnya, setiap titik permukiman padat harus dilengkapi hidran kering.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Hidran (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Hidran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) menyebutkan dari total 250 lebih hidran di Kota Bandung hanya lima yang berfungsi dan dapat digunakan. Kelima hidran tersebut berada di wilayah Jalan Ahmad Yani, Jalan Supratman, Jalan Cikapayang, Jalan Dago dan Jalan Buahbatu. 

"Sejak masuk (menjabat) sudah seperti itu (tidak berfungsi), tidak ada airnya," ujar Kepala Diskar PB, Dadang Iriana di Balai Kota Bandung, Kamis (16/7). Meski begitu, kondisi tersebut tidak menjadi masalah sebab pihaknya memiliki 30 unit mobil pancar yang diatur mengambil air di lima titik tersebut.

Baca Juga

Ia mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang mengupayakan agar di setiap titik permukiman padat harus dilengkapi hidran kering. Namun, rencana pemasangan hidran kering tersebut tahun ini tidak bisa terealisasikan. "Idealnya tiap kecamatan satu hidran yang padat penduduk," katanya. 

Dadang melanjutkan angka kebakaran di Kota Bandung mengalami penurunan dari tahun 2019 ke tahun 2020. "Tahun kemarin (kebakaran) 272 kasus, terakhir sampai saat ini (Juli 2020) 89 kasus. Setengah dari total kasus tahun ini berhasil dipadamkan oleh masyarakat sendiri," katanya.

Ia mengatakan kesadaran masyarakat meminimalisasi risiko kebakaran cukup tinggi termasuk adanya kelurahan siaga kebakaran. Menurutnya, pihaknya pun terus menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih waspada kebakaran. 

"Masyarakat sudah mulai siap dan paham serta kesadaran cukup tinggi. Penyebabnya kebanyakan kelalaian akibat dari listrik dan dari kompor," katanya.

Dadang menambahkan, jelang musim kemarau kebakaran tahun 2019 lalu dipicu oleh banyaknya pihak yang membakar sampah di lahan terbuka mencapai 60 kasus. Sehingga katanya api merembet kepada yang lainnya. Ia berharap agar di tingkat RT atau RW memiliki APAR pemadam kebakaran agar saat terjadi kebakaran bisa langsung mematikan api tersebut. 

"Kebakaran rata-rata banyak menimpa rumah, yang besar pabrik tidak ada," katanya. Ia pun meminta para pelaku usaha hotel di Kota Bandung untuk meningkatkan fasilitas kewaspadaan kebakaran sebab selama ini dinilai masih belum maksimal dan kurang.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement