Kamis 16 Jul 2020 13:49 WIB

Merger Bank Syariah Jadi Momentum Penguatan Ekonomi Syariah

Rencana merger bank syariah BUMN digulirkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Merger Perusahaan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Merger Perusahaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana merger bank syariah BUMN disebut bisa menjadi langkah yang tepat dalam rangka penguatan ekonomi syariah di Indonesia. Kondisi pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia dianggap bisa menjadi momentum bagi perbankan syariah untuk melakukan konsolidasi dan bekerja bersama secara nyata.

Anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi Golkar, Mukhamad Misbakhun mengatakan, merger bank syariah anak usaha BUMN akan membuat kinerjanya menjadi lebih baik dan efisien. Langkah ini juga bisa membawa peningkatan market share perbankan syariah di Indonesia.

Baca Juga

"Dalam pandangan saya, upaya merger semua bank syariah BUMN adalah upaya konsolidasi yang bagus dalam posisi saat ini," katanya kepada media, Kamis (16/7).

Ia menyatakan, pemerintah harus melakukan konsolidasi semua lini bisnis berdasarkan core competence untuk mencapai kinerja yang bagus dan efisien. Selain itu, pandemi Covid-19 bisa momentum untuk konsolidasi bank-bank syariah anak BUMN.

Dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang, bank dapat bekerja secara maksimal dalam membantu perekonomian nasional dengan konsep bagi hasil yang diterapkan oleh perbankan syariah. Ini dianggap bisa memberikan manfaat untuk semua pihak, baik perbankan dan masyarakat.

"Momentum pandemi Covid19 adalah saat yang tepat untuk melakukan upaya konsolidasi, mengingat kondisi sektor keuangan dan perbankan mengalami situasi yang berat dan harus ada upaya yang sungguh-sungguh dan nyata," katanya.

Misbakhun melihat adanya peluang bagi perbankan syariah untuk terus tumbuh dengan merger. Apalagi dari sisi pertumbuhan aset perbankan syariah selalu di angka dua digit tiap tahunnya.

Saat ini market share perbankan syariah masih di kisaran enam persen. Porsi pembiayaan sekitar 6,38 persen, di dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang berhasil dihimpun di kisaran 6,7 persen. Dari sisi aset, total aset seluruh bank syariah yakni Rp 537 triliun, sedangkan perbankan konven total asetnya sudah di angka Rp 8.402 triliun.

"Dengan adanya penggabungan semua bank syariah milik BUMN, maka diharapkan adanya bank syariah BUMN yang tunggal akan memperkuat industri perbankan syariah dan makin memperkuat pembiyaan ekonomi berbasis syariah di Indonesia," katanya.

Sebelumnya, rencana merger bank syariah BUMN digulirkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Erick menyampaikan, dengan bergabungnya bank-bank syariah BUMN akan membuka opsi-opsi pendanaan yang lebih luas di dalam negeri. Merger ini akan dilakukan rencananya pada kuartal pertama 2021

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement