Kamis 16 Jul 2020 10:56 WIB

Covid-19 dan Risiko Obesitas

Penderita covid-19 dengan obese memiliki perjalanan penyakit yang lebih berat.

dr Heny Yuniarti
Foto: Dokumentasi Pribadi
dr Heny Yuniarti

Oleh: Dr Heny Yuniarti M.KM.,SpGK

REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit Corona atau Covid-19 yang menjadi pandemi saat ini telah menyebabkan angka kematian yang tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Angka kematian yang tinggi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya penderita yang berusia tua atau adanya penyakit lain sebelum penderita terinfeksi covid-19, seperti hipertensi, jantung, Diabetes Mellitus, dan penyakit paru-paru. 

Hal yang menarik lainnya adalah didapatkannya peningkatan jumlah penderita yang berusia muda dan memiliki berat badan yang gemuk atau tergolong kedalam obesitas. Obesitas (obese) adalah kondisi tubuh dengan akumulasi lemak yang berlebih, yang berhubungan dengan pengaruh yang merugikan pada kesehatan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah berat badan kita tergolong obese atau tidak.  Cara yang umum dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT didapatkan dengan cara membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan kuadrat (meter)2. Di bawah ini adalah klasifikasi berat badan berdasarkan IMT

Tabel 1  Klasifikasi berat badan Berdasarkan IMT

 

Klasifikasi

IMT (kg/m2)

Underweight

< 18.5 

Normoweight

18.5-22.9

Overweight

23-24.9

Obese kelas  1

25-30

Obese kelas  2

30-35

Obese kelas  2

≥35

 

Sebagai contoh,  jika berat badan anda 55 kg dengan tinggi badan 1.6 meter, maka IMT anda adalah 55/(1.6x1.6)2 = 21.4 kg/m2 dan termasuk dalam katagori normoweight, namun jika berat badan anda adalah 80 kg dengan tinggi badan 1.6 meter maka IMT anda adalah  80/(1.6x1.6)2= 31.2 kg/m2 masuk dalam katagori Obese kelas 2.  Cara kedua dengan mengukur lingkar perut, jika anda memilki lingkar perut > 90 cm pada pria dan lingkar perut  >80 cm pada wanita maka itu menjadi salah satu indikator obesitas pada perut (obesitas sentral).

Sebuah penelitian yang dilakukan  oleh Simonnet A dkk  di Perancis  menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan obese kelas  2 memiliki risiko 7,36 kali lebih tinggi untuk  membutuhkan ventilator  selama perawatan di rumah sakit, dibandingkan dengan penderita COVID-19 yang memiliki berat badan normal. Artinya,  penderita covid-19 dengan  obese memiliki perjalanan penyakit yang lebih berat dibandingkan penderita covid-19 dengan berat badan  normal; sehingga mereka  lebih banyak membutuhkan bantuan ventilator. 

Terdapat  beberapa kemungkinan yang menyebabkan penderita Covid-19 dengan obese cenderung menjadi lebih parah. Pertama karena adanya peningkatan konsentrasi Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2). ACE-2 adalah sejenis enzim di tubuh kita yang berperan sebagai receptor (penerima) di permukaan sel untuk masuknya virus corona.  ACE-2  ini diekspresikan di berbagai bagian tubuh seperti  saluran pernafasan, jantung dan ginjal. Temuan terbaru didapatkan adanya  peningkatan ekspresi reseptor ACE-2 dalam jaringan adiposa/ lemak. Hal ini berarti jika kita  memiliki lebih banyak sel lemak maka hal itu  sama dengan memiliki lebih banyak enzim ACE-2 sebagai reseptor (penerima) virus corona. 

Kedua adanya inflamasi (peradangan) kronis pada penderita obese. Sel lemak yang berlebih pada penderita obese itu sendiri mengeluarkan   sejenis protein untuk peradangan tubuh yang dikenal dengan  istilah sitokin proinflamasi seperti  TNF-a, dan  IL-6;  yang memicu keadaan inflamasi kronis tingkat rendah pada obesitas sehingga menyebabkan  gangguan kekebalan tubuh dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini menyebabkan  penderita obese akan lebih mudah  untuk mendapatkan berbagai penyakit metabolik seperti hipertensi, Diabetes Mellitus dan jantung.

Ketiga, adanya  pengurangan total kapasitas paru-paru pada penderita obese, kondisi ini yang menyebabkan kita sering melihat adanya  penderita obese yang  mudah lelah atau mengalami nafas pendek ketika selesai melakukan aktivitas seperti berlari pendek, berjalan atau menaiki tangga. Dari ketiga hal diatas menyebabkan penderita obese lebih mudah terinfeksi covid-19; dan ketika sudah terinfeksi covid-19 lebih rentan untuk mengalami perburukan sehingga banyak yang membutuhkan ventilator selama perawatan.

photo
Stres picu obesitas - (Timesofindia)

Lalu bagaimana jika kita sudah memiliki berat badan yang berlebih/ obese di masa pandemi ini? Untuk langkah awal anda dapat mengurangi konsumsi gula seperti mengurangi takaran gula dalam teh  manis atau  kopi yang sering di konsumsi sehari-hari dan mengurangi makanan olahan yang dibuat dari tepung seperti kue tar, roti manis, biskuit serta menggantinya dengan menambah  asupan serat dari  sayur dan buah.

Saat pandemi ini dimana kita di anjurkan untuk lebih banyak melakukan aktivitas dirumah, maka jangan lupa untuk tetap semangat melakukan aktivitas fisik ditambah kegiatan olahraga yang bisa kita lakukan di sekitar rumah seperti jalan pagi, berlari-lari kecil atau menyediakan sepeda statis dirumah.

photo
A woman wearing a protective face mask exercises at a gym after the announcement of the easing of lockdown measures amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak, in Riyadh, Saudi Arabia June 23, 2020. REUTERS/Ahmed Yosri - (REUTERS/Ahmed Yosri)

Anda juga dapat berkonsultasi dengan ke dokter Spesialis Gizi Klinis terdekat untuk mendapatkan pengelolaan berat badan dengan  menu diet yag sehat dan seimbang. Terakhir, tetap berpikir positif dan sama-sama berdoa agar pandemi corona ini segera berlalu dari kehidupan kita.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement