Kamis 16 Jul 2020 02:55 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Minus, Jokowi: Belanja-Belanja...

Jokowi meminta seluruh gubernur tidak mengerem atau menghentikan belanja pemerintah.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menekankan Indonesia tidak bisa lagi berharap dari investasi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden dalam arahannya kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan APBD 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7), sebagaimana dikutip dari Setkab.go.id.

"Kita tidak bisa mengharapkan lagi yang namanya investasi, itu pasti minus pertumbuhannya. Yang bisa diharapkan sekarang ini, semua negara hanya satu yang diharapkan yaitu belanja pemerintah, spending kita," ujar Jokowi.

Jokowi meminta seluruh gubernur tidak mengerem atau menghentikan belanja pemerintah. Menurut dia, jika ingin ekonomi provinsi cepat pulih maka belanja pemerintah harus dipercepat. "Kuncinya hanya di situ. Enggak bisa lagi kita mengharapkan, sekali lagi, investasi, swasta, enggak. Karena ini munculnya memang harus dari belanja pemerintah," ucap Jokowi tegas.

Jokowi mengingatkan kredit perbankan yang dulu bisa tumbuh 12 persen, 13 persen atau delapan persen, juga tidak bisa lagi diharapkan. "Sekali lagi, belanja pemerintah. Oleh sebab itu, saya berharap, belanja-belanja yang ada ini, harus dipercepat. Karena itu akan menaikkan konsumsi domestik kita, konsumsi rumah tangga kita yang di kuartal kedua ini turun, anjlok," ujar gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 itu.

Jokowi mengingatkan, uang pemda yang ada di bank berjumlah Rp 170 triliun atau masih sangat besar. "Guede sekali ini. Saya sekarang cek harian. Kementerian saya cek harian, berapa realisasi, ketahuan semuanya," kata Jokowi.

Jokowi melanjutkan, "Kemarin saya ulang lagi, ini enggak ada peningkatan, saya baca semuanya sekarang. Kementerian ini berapa persen, belanja modalnya baru berapa persen. Harian pun sekarang ini saya pegang, provinsi, kabupaten, dan kota."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement