Kamis 16 Jul 2020 04:31 WIB

Humor Gus Dur: Di Melbourne Semua Turis

Semua jadi turis di Melbuorne

Gus Dur tertawa dan bercanda dengan Clinton.
Foto: google.com
Gus Dur tertawa dan bercanda dengan Clinton.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fachry Ali MA, Pengamat Sosial-Keagamaan

Menyambung kisah Kiai Abdurrahman Wahid Ketawa lagi, saya masih berpegang kepada cerita mendiang Bob Sugeng —tentang ‘cultural shock’  para bocah Yogya yang datang ke Clayton Melbourne dengan orang tuanya. Lanjutan ini cerita ini permah saya sampaikan kepada Kiai Abdurrahman Wahid.

Dan, seperti biasanya, sang kiai tertawa ngakak. Sebuah ketawa khas, seperti sering kita lihat dalam banyak gambar yang tersebar di media massa. Bagaimana lanjutan cerita itu?


Begini. Sehari atau dua hari kakak-beradik itu sampai di Clayton, Melbourne. Mereka didaftarkan ke sekolah dasar setempat. Karena faktor politik, kakak-beradik ini tak ada halangan memperoleh pendidikan. Partai Buruh yang mendominasi Negara Bagian Victoria sangat berpihak kepada orang ‘miskin’.

Bukan saja pendidikan dasar, menengah dan atas tidak dipungut biaya, sekolah-sekolah di Australia bahkan memberikan tunjangan bagi murid tak mampu sebanyak 100 dollar Australia per anak didik per smester. Dana itu bisa digunakan membeli sepatu, misalnya.


Maka, sepulang sekolah hari ketiga, kedua kakak beradik itu saling bercerita:


"Neng kene akeh turis tenan (di sini banyak sekali turis)" kata sang kakak.


"Iyo (iya)," sambut sang adik yang perempuan.

"Neng sekolah konco-koncoku turis kabeh ( di sekolah teman-temanku turis semua)

’
‘Bener, (benar) sambung sang kakak. ‘Malah guru-gurune turis kabeh (Malah guru-gurunya turis semua),'' lanjutnya.


Dan dengan sedikit berteriak, sang adik mengatakan: "Neng mburi kae turise malah dadi polisi (di belakang sana malah turisnya jadi polisi)!"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement