Kamis 16 Jul 2020 00:30 WIB

Kenya Mulai Buka Kembali Masjid di Mombasa

Tempat ibadah di wilayah tersebut ditutup selama hampir tiga bulan karena pandemi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Umat Muslims melaksanakan sholat di Masjid Musa, di Majengo, Mombasa.
Foto: Nation
Umat Muslims melaksanakan sholat di Masjid Musa, di Majengo, Mombasa.

REPUBLIKA.CO.ID, MOMBASA -- Ratusan Muslim di Mombasa, Kenya, kembali melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah, Selasa (14/7) kemarin. Ibadah berjamaah ini pertama kali dilakukan setelah pemerintah memutuskan membuka kembali masjid.

Tempat-tempat ibadah di wilayah tersebut ditutup selama hampir tiga bulan karena pandemi Covid-19. Penutupan dilakukan setelah kasus pertama diumumkan, 13 Maret.

Baca Juga

Dilansir di Nation, meski pemerintah telah mengizinkan rumah ibadah untuk dibuka kembali, namun ini tidak berlaku untuk semua masjid. Masjid Ummu Kulthum, Masjid Mbaruk dan Masjid Konzi termasuk yang masih ditutup.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Nation, hanya Masjid Musa di Majengo yang terbuka untuk ibadah berjamaah. Seorang anggota pengurus masjid, Ustaz Khalfan Kea, mengatakan mereka telah mematuhi peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah melalui konsultasi dengan Dewan Antaragama.

Masjid juga memastikan para jamaah dalam melaksanakan kegiatan di masjid akan menjaga jarak sosial, mencuci tangan, serta mengenakan masker. Tak lupa, temperatur jamaah juga diperiksa sebelum memasuki masjid.

Jamaah dengan usia rentan, diminta untuk tidak datang ke masjid. Selama berada di lingkungan masjid, mereka diminta untuk tetap menggunakan masker tersebut.

Saat berada di masjid, umat Muslim diharuskan berdiri terpisah sejauh 1,5 meter. Dalam menyelenggarakan shalat berjamaah, tidak diizinkan lebih dari 100 orang berada di dalamnya.

Di bawah protokol baru yang dikeluarkan oleh pemerintah, jamaah juga didorong untuk membawa sajadah mereka sendiri. Sementara itu, masjid akan melakukan disinfeksi secara teratur.

Toilet atau tempat untuk wudhu akan tetap ditutup. Umat Muslim diminta mengambil wudhu dari rumah.

Selain sholat Jumat, yang memakan waktu satu jam atau lebih, ada durasi waktu yang dijadikan pedoman pelaksanaan sholat bergantung pada kapasitas masjid. Biasanya, umat Islam yang melaksanakan sholat lima waktu sehari membutuhkan waktu maksimum 10 hingga 15 menit per sesi.

Wakil Ketua Nasional Dewan Muslim Muslim Kenya (Supkem), Sheikh Muhdhar Hitamy, mengatakan pedoman baru ini sedang dalam uji coba sebelum divalidasi. Proses validasi akan dilakukan oleh Dewan Antaragama, yang akan bertemu pada hari Jumat.

Sheikh Hitamy mengatakan validasi akan berlangsung di Kilifi hari ini, Rabu (15/7) sebelum pindah ke Kwale pada hari Kamis, dan berakhir di Mombasa pada hari Jumat. "Ini adalah fase pertama dari pedoman yang akan ditaati. Terlebih dahulu akan divalidasi sebelum dewan memberikan masukan kepada pemerintah ke depannya," kata Sheikh Hitamy, dikutip di Nation, Rabu (15/7).

Ia lantas mengingatkan jika tidak wajib bagi masjid untuk membuka kembali pintu rumah ibadah di bawah pedoman baru. Bagi masjid yang merasa tidak mampu mematuhi semua protokol yang ada, dianjurkan untuk tidak membuka masjid.

Pengurus Masjid Jamia di Nairobi minggu ini mengumumkan mereka tidak akan membuka kembali pusat ibadah. Mereka menyebut pedoman membatasi sholat sampai 100 orang per sesi dinilai tidak praktis.

Mereka juga mengatakan, karena lokasinya di Kawasan Pusat Bisnis (CBD), masjid tidak dapat beroperasi. "Kami akan memberikan saran kepada komunitas Muslim pada waktunya karena kami menunggu panduan lebih lanjut tentang masalah ini," ujar pernyataan yang dijeluarkan pengurus masjid Jamia tersebut.

Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat Nasional Muslim Kenya (Kemnac), Sheikh Juma Ngao, mengatakan sebuah langkah bijaksana untuk memeriksa kapasitas masjid terlebih dahulu. Masjid dinilai dapat menampung lebih dari 100 orang per sesi sambil mematuhi jarak sosial.

"Jika masjid memiliki kapasitas 300 orang maka harus dibiarkan menampung 150 orang dalam sesi itu. Komite masjid dan imam dapat mengatur ini karena mereka lebih memahami masjid mereka," kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement