Rabu 15 Jul 2020 17:34 WIB

PMI Bantu Korban Banjir Bandang

Laporan BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu hujan intensitas tinggi.

Kondisi rumah dan mobil yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut mengakibatkan 16 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara ratusan rumah rusak berat dan hilang.
Foto: ANTARA /ABRIAWAN ABHE
Kondisi rumah dan mobil yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut mengakibatkan 16 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara ratusan rumah rusak berat dan hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawesi Selatan memberikan bantuan kepada Pemerintah Luwu Utara atas bencana banjir bandang yang melanda daerah Masamba dan sekitarnya.

Ketua PMI Sulsel Adnan Purichta Ichsandi mengatakan bantuan disalurkan untuk mengurangi beban dari korban bencana banjir bandang tersebut."Bantuan ini sebagai bentuk kepeduliaan dari PMI untuk meringankan beban para korban di Masamba. Apalagi tugas PMI bergerak di bidang sosial kemanusiaan," ujarnya.

Baca Juga

Adapun paket bantuan yang disalurkan yakni family kit 100 paket, hyegene kit 100, terpal tatpolin 100 lembar, jas hujan 20 lembar, PHBS 500 paket, mobil tangki empat unit, mobil Grandmax dua unit, dan air bersih.

"Relawan kita di Luwu Utara begitu bencana datang, langsung turun tangan membantu masyarakat di lapangan dan hari ini InsyaAllah bantuan akan tersalurkan ke Luwu Utara," katanya.

Adnan Purichta Ichsan yang juga Bupati Gowa ini juga berharap bantuan ini bisa bermanfaat dan musibah banjir bandang yang terjadi bisa segera selesai serta masyarakatnya diberi kesabaran.

"Kami atas nama PMI Sulsel menyampaikan duka yang menimpa saudara-saudara kita di Masamba dan sekitarnya Insya Allah bencana ini segera berlalu," ucapnya.

Sebelumnya, laporan BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.

Melihat potensi ancaman banjir bandang, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang memiliki bahaya kategori sedang hingga tinggi untuk bencana banjir bandang. Sebanyak 11 kecamatan berada pada kategori tersebut. Jumlah populasi terpapar bahaya banjir bandang mencapai 23.402 jiwa.

Pantauan BPBD setempat, cuaca pada Selasa (14/7) masih mendung di hulu sungai. Prakiraan BMKG berdasarkan dasarian II-III Juli dan I Agustus 2020 masih menunjukkan curah hujan pada kategori menengah hingga tinggi.

Berdasarkan data sementara, korban meninggal dunia akibat musibah banjir bandang yang menerjang Kecamatan Masamba dan sekitarnya sebanyak13 orang, 10 orang mengalami luka-luka dan harus dirawat di RSUD Andi Djemma. Sementara ini ada 38 orang dinyatakan hilang sesuai dengan laporan yang masuk di posko penanganan bencana kabupaten setempat.

Banjir bandang yang membawa material lumpur dan merendam Kota Masambatersebut terjadi pada Senin (13/8/2020) malam sekitar pukul 20.15 Wita. Air surut menyisakan tumpukan lumpur setinggi 50-150 centimeter kemudian mengeras di pusat kota sampai ke permukiman warga.

Terputusnya listrik dan saluran telekomunikasi membuat perekonomian di ibu kota Luwu Utara itu lumpuh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement