Rabu 15 Jul 2020 16:28 WIB

Pedagang Pasar Hewan Manonjaya Tolak Rapid Test

Para pedagang beralasan bahwa mereka sehat dan tak terpapar Covid-19.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan) meninjau pasar hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka memeriksa kesiapan para pedagang pasar hewan dalam penerapan protokol kesehatan seiring tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan) meninjau pasar hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka memeriksa kesiapan para pedagang pasar hewan dalam penerapan protokol kesehatan seiring tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah pedagang sapi di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, menolak mengikuti uji cepat (rapid test) Covid-19 yang dilaksanakan dinas kesehatan. Para pedagang beralasan bahwa mereka sehat dan tak terpapar Covid-19.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menyesalkan sikap para pedagang hewan di Manonjaya itu. Selain banyak yang menolak rapid test, ia mengatakan, banyak warga yang masih enggan memakai masker. Padahal, menurut dia, penggunaan masker itu bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk orang lain.

"Karena itu saya harap, pedagang menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker," kata dia, Rabu (15/7).

Ia juga menyayangkan masih banyak pedagang yang tak mau melakukan rapid test. Menurut Uu, para pedagang itu harus dipaksa terlebih dahulu untuk melakukan dengan rapid test. Para pedagang itu beralasan sehat.

Padahal, ia menjelaskan, banyak orang yang terpapar Covid-19 tanpa adanya gejala klinis. Apalagi, Pasar Hewan Manonjaya bukan hanya menjadi tempat aktivitas pedagang dari Jabar, melainkan juga dari luar Jabar.

"Itu yang kami khawatirkan. Mangkanya kita test di sini untuk memastikan tidak ada penyebaran gratis," kata dia.

Uu berharap, warga bisa sadar untuk melakukan tes dan tak perlu dipaksa-paksa. Apalagi, tes yang dilakukan tak dipungut biaya.

"Ini gratis karena untuk kepentingan kita semua. Kita tes banyak itu untuk dapat melakukan penanganan dengan cepat," kata dia.

Ia mengingatkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar saat ini tengah menyiapkan kebijakan yang ketat agar warga tetap menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker. Ia mengatakan, dalam dua pekan ke depan, warga yang kedapatan tidak memakai masker akan didena Rp 100-150 ribu.

"Nanti yang bergerak Satpol PP dibantu polisi dan tentara," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement