Rabu 15 Jul 2020 15:40 WIB

Muslim Melbourne Geram Dikaitkan Kenaikan Kasus Covid-19

Virus Covid-19 tidak berhubungan dengan agama atau komunitas tertentu.

Rep: Febryan. A/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Melbourne Geram Dikaitkan Kenaikan Kasus Covid-19. Ilustrasi
Foto: BBC
Muslim Melbourne Geram Dikaitkan Kenaikan Kasus Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Muslim di Melbourne, Negara Bagian Victoria, Australia, geram dengan sejumlah laporan media yang mengaitkan mereka dengan peningkatan kasus Covid-19 di sana. Dewan Islam Victoria (ICV) pun memperingatkan pandemi ini tidak ada hubungannya dengan agama atau komunitas tertentu.

Seruan itu muncul ketika Perguruan Tinggi Islam Al-Taqwa Melbourne menjadi klaster terbesar di Victoria dengan 144 kasus. Laporan media juga mengaitkan sejumlah klaster lain dengan perayaan Idul Fitri pada akhir Mei lalu.

Baca Juga

Wakil presiden ICV Adel Salman, mengatakan, beberapa laporan media telah "menodai secara tidak adil" komunitas Muslim sebagai kelompok yang tidak bertanggung jawab dan penyebab peningkatan kasus. Ia meyakini demikian kendati artikel-artikel itu tak secara terbuka menyebut Muslim.

"Ada semacam nada merendahkan dan sindiran dalam beberapa pelaporan yang akan membuat pembaca atau konsumen media berpikir, 'Orang-orang Muslim tidak bertanggung jawab dan orang-orang Muslim menempatkan kita semua dalam bahaya,'" kata Salman kepada ABC, Rabu (15/7).

Muslim di Melbourne memang banyak terinfeksi Covid-19. Namun angkanya tak terlalu besar jika dibandingkan total kasus di Melbourne.

"Di masa-masa stres seperti ini, di mana semua orang berupaya mencari alasan dan kambing hitam, sangat mudah untuk mengkambinghitamkan minoritas, (termasuk) komunitas Muslim, dan saya pikir itu terjadi," kata Salman.

Kendati demikian, Salman mengakui memang ada beberapa Muslim yang tidak mempercayai Covid-19 atau enggan menjalankan tes. Tapi, itu bukanlah sesuatu yang melekat pada komunitas Muslim karena hal sama juga bisa dijumpai pada anggota komunitas lain.

ICV menyatakan, terus menyebarluaskan pesan kesehatan kepada Muslim di sana dan mendorong mereka untuk bekerja sama dengan berbagai organisasi agama dan kultural untuk saling mendukung. "(Pandemi) ini tidak ada hubungannya dengan agama atau ras, atau komunitas tertentu. Ini adalah masalah yang mempengaruhi kita semua secara setara," kata Salman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement