Rabu 15 Jul 2020 08:53 WIB

Psikolog: Tak Merasa Cemas Saat Ada Ancaman Justru Berbahaya

Psikolog mengatakan, kecemasan merupakan respons tubuh yang tepat saat ada ancaman.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan cemas (Ilustrasi). Kecemasan sejatinya merupakan bentuk emosi yang sehat.
Foto: Pixabay
Perempuan cemas (Ilustrasi). Kecemasan sejatinya merupakan bentuk emosi yang sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cemas berlebih (anxiety) merupakan sebuah emosi yang hadir dalam diri sendiri. Biasanya, cemas dikategorikan sebagai emosi yang negatif, bersamaan dengan emosi lain, seperti takut, marah, dan sedih.

Psikolog klinis Anindita Citra mengatakan, adanya pengkategorian ke emosi negatif, maka tak jarang orang menolak kecemasan itu. Di dunia psikologi, cemas itu merupakan emosi yang tidak nyaman.

Baca Juga

"Kecemasan adalah bentuk emosi yang sehat," tutur Citra dalam webinar "Mengubah Anxiety Menjadi Productivity" yang disimak di Jakarta pada pekan lalu.

Kecemasan sangat mungkin muncul jika orang menghadapi ancaman atau tuntutan. Sama halnya dengan emosi sedih yang juga sangat mungkin muncul jika orang menghadapi kemalangan. Citra menyebut, kecemasan yang muncul pada saat orang menghadapi ancaman atau tuntutan perubahan serta ketidakpastian berarti tubuh telah memberikan respons yang tepat.

 

"Kalau tidak cemas itu yang agak bahaya. Jadinya kita tidak bisa memproteksi diri," jelas dia.

Saat cemas, orang sering bertanya-tanya mengapa kita cemas. Menurut Citra, sebenarnya bukan hal itu yang patut dipertanyakan. Sebaliknya, tanya ke diri sendiri mengenai apa yang membuat cemas.

"Itu akan membuat dinamika lebih sehat. Sebab, cemas merupakan bentuk respons tubuh yang seakan memberitahukan kita jika ada sesuatu yang perlu diperbaiki," kata Citra.

Tubuh manusia, menurut Citra, bisa memberikan respons berupa perasaan atau emosi yang tidak nyaman. Tak jarang, hal ini juga diiringi dengan perubahan fisiologis atau gejala fisik, seperti gemetaran, deg-degan, maag atau asam lambung naik, keringat dingin, atau mendadak mulas.

"Tujuannya itu ya untuk memproteksi diri kita, menghindari diri kita dari bahaya. Atau menyuruh kita untuk melakukan sesuatu, karena kalau tidak, kita akan terkena bahaya," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement