Selasa 14 Jul 2020 22:43 WIB

Penanganan Kanker di RI Dinilai Sudah Setara dengan Asing

Merawat pasien kanker di RI dinilai lebih hemat dibandingkan di luar negeri

Direktur MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr Adityawati Ganggaiswari dalam Webinar Kelanjutan Perawatan Kanker di Indonesia.
Foto: Siloam
Direktur MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr Adityawati Ganggaiswari dalam Webinar Kelanjutan Perawatan Kanker di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr Adityawati Ganggaiswari menyatakan dimasa pandemi seperti ini, akan sulit bagi pasien kanker untuk melanjutkan pengobatannya. Terutama bagi mereka yang selama ini melakukan perawatan kanker di luar negeri.

“Bagi pasien kanker yang biasa melakukan pengobatannya di luar negeri, dengan adanya aturan lock down dari negera-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura tentu mengakibatkan pengobatan pasien kanker menjadi tertunda, untungnya saat ini penanganan penyakit kanker di Indonesia sudah setara dengan negara lain” ujar dr. Adityawati yang kerap disapa dr Dieta dalam Webinar “Kelanjutan Perawatan Kanker di Indonesia”.

Meski begitu menurut dr Dieta bukan berarti tidak bisa dirawat di Indonesia. Bahkan jika membandingkan biaya pengobatan kanker di luar negeri, maka akan jauh lebih hemat di Indonesia. Misalnya pengobatan kemoterapi yang harus dilakukan secara terus menerus.

Saat ini MRCCC Siloam Hospitals Semanggi memiliki fasilitas perawatan kanker secara komprehensif. Terdapat pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) yang spesifik untuk jenis kanker tertentu (Non Small Cell Lung Carcinoma (NSCLC) yaitu TTF-1, Napsin-A, P63). Terapi target juga dapat dilakukan untuk menyasar sel kanker secara spesifik melalui pemeriksaan IHK (ALK PD-L1) dan pemeriksaan molekular (EGFR).

Selain itu, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi juga memiliki fasilitas Radiotheraphy, PET CT, Cryotheraphy, dan Bronchoscopy. Sedangkan untuk pengembangan kedepannya akan ada pemeriksaan IHK : ROS1 dan MET, sebagai kelanjutan jika terjadi resistensi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement