Rabu 15 Jul 2020 04:15 WIB

Menyerap Pekerja Lokal daripada Asing

Proyek yang melibatkan tenaga kerja asing seyogianya dipertimbangkan kembali

Rep: Retizen/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah pengunjuk rasa membentangkan spanduk saat melakukan aksi menolak kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) di bundaran Saronde, Kota Gorontalo, Gorontalo, Selasa (14/7/2020). Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Gorontalo menolak kedatangan TKA asal China yang diduga akan dipekerjakan dalam percepatan pembangunan PLTU di Kabupaten Gorontalo Utara dan meminta pemerintah agar membuka peluang tenaga kerja lokal ditengah pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Sejumlah pengunjuk rasa membentangkan spanduk saat melakukan aksi menolak kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) di bundaran Saronde, Kota Gorontalo, Gorontalo, Selasa (14/7/2020). Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Gorontalo menolak kedatangan TKA asal China yang diduga akan dipekerjakan dalam percepatan pembangunan PLTU di Kabupaten Gorontalo Utara dan meminta pemerintah agar membuka peluang tenaga kerja lokal ditengah pandemi COVID-19.

RETIZEN -- Penulis: Izzah Saifanah*

Berbagai proyek yang melibatkan tenaga kerja asing seyogianya dipertimbangkan kembali. Suatu anomali jika pekerja lokal belum mampu diserap industri karena kurangnya kualitas SDM sementara TKA terus berdatangan. 

Ada baiknya pemerintah lebih agresif  untuk meningkatkan kualitas pekerja di negara sendiri melalui transfer teknologi dan kederisasi agar bangsa mampu mandiri dan memutus ketegantungan dari pihak asing.  

Kesiapan serta kematangan angkatan kerja untuk mendapat kesempatan kerja menjadi senjata ampuh yang harus dipersiapkan sedini mungkin agar tak kalah saing dengan tenaga kerja asing.

*Izzah Saifanah, Kolaka, Sulawesi Tenggara

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement