Selasa 14 Jul 2020 16:58 WIB

Perdana, Jurnal Israel Muat Artikel Akademisi Arab Saudi

Hubungan Arab Saudi dan Israel kian hangat.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Perdana, Jurnal Israel Muat Artikel Akademisi Arab Saudi. Bendera Israel dikibarkan warga.
Foto: Reuters
Perdana, Jurnal Israel Muat Artikel Akademisi Arab Saudi. Bendera Israel dikibarkan warga.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Baru-baru ini akademisi Arab Saudi menerbitkan artikel di sebuah jurnal yang berbasis di Israel. Penerbitan itu, disebut-sebut sebagai penerbitan pertama antara Saudi dan Israel, terlebih ketika menyangkut hubungan kedua negara yang berseberangan sejak lama. 

Mengutip Al Araby, Selasa (14/7), artikel itu ditulis dan diterjemahkan ke bahasa Ibrani oleh kepala Studi Bahasa dan Peradaban Timur dan Studi Bahasa Ibrani di Universitas King Saud Riyadh, Profesor Mohammed Ibrahim Alghbban. Dalam tulisannya, ia membahas hubungan antara Nabi Muhammad dan populasi Yahudi di Semenanjung Arab.

Baca Juga

"Menuduh Islam dan Nabi Muhammad atas ucapan benci dan rasialisme terhadap suku-suku Yahudi di Hijaz adalah keliru," tulis Alghbban di pengantar artikelnya di jurnal Kesher yang berbasis di Universitas Tel Aviv. 

Dalam isinya, sarjana Saudi itu juga menegaskan kesalahpahaman Israel tentang nabi dan rasul umat Muslim. Alasan itu ia sebut, karena Islam memperlakukan semua pihak setara. 

"Nabi Muhammad memperlakukan setara semua kelompok sosial di Madinah dan di tempat-tempat lain di bawah kendalinya, terlepas dari ras dan agama," kata dia. 

Dalam penelitiannya, ia mengatakan kesalahpahaman yang terjadi antara dua pihak terletak pada fakta. Utamanya, yang tidak diterjemahkan dalam bahasa Ibrani. 

Artikel itu berargumen, Nabi Muhammad tidak berbenturan dengan orang Yahudi karena alasan agama. Melainkan, hanya karena masalah politik.

Jurnal yang baru terbit itu, muncul di tengah hubungan Arab Saudi dan Israel yang semakin hangat, termasuk sejumlah negara teluk. Hingga kini kedua negara memang masih tak berhubungan secara diplomatik layaknya negara Teluk lain menyoal kependudukan Israel di Palestina. 

Namun demikian, hubungan keduanya lebih hangat saat ini. Utamanya, ketika kedua negara itu saat ini juga sedang menghadapi musuh bersama, Iran. 

"Saya berharap kerja sama akademik ini merupakan langkah lain menuju kerja sama ekonomi dan politik," kata Profesor Raanan Rein, kepala Shalom Rosenfeld Institute Universitas Tel Aviv.

https://english.alaraby.co.uk/english/news/2020/7/13/saudi-scholar-publishes-in-israeli-journal-for-first-time

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement