Selasa 14 Jul 2020 13:46 WIB

Pertamina Butuh 270 Kapal untuk Perkuat Logistik

Pertamina membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak untuk penyediaan kapal ini

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah kapal pengangkut BBM berada di Dermaga Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat, Rabu (15/1/2020). ilustrasi
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah kapal pengangkut BBM berada di Dermaga Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat, Rabu (15/1/2020). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berencana untuk membuat 48 kapal dalam lima tahun kedepan. Padahal, total kebutuhan kapal Pertamina untuk memperkuat sektor logistik mereka sebanyak 270 kapal.

Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono menjelaskan dalam lima tahun kedepan Pertamina akan membangun 48 kapal. Saat ini Pertamina hanya memiliki 81 kapal saja sisanya Pertamina hanya menyewa kapal milik swasta.

Baca Juga

Mulyono menjelaskan dengan adanya kebutuhan ini, Pertamina membuka peluang untuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk penyediaan kapal ini. Mulyono juga mengatakan Pertamina akan memprioritaskan produksi kapal dalam negeri untuk juga mendukung pertumbuhan galangan kapal nasional.

"Shipping ini akan bangun 48 kapal. Kebutuhan pertamina, sekarang ini 270 kapal. Dengan adanya 48 kapal tambahan, kita memiliki 20-30 persen saja kebutuhan kapal pertamina. Jadi masih banyak peluang. Jadi, ini bisa jadi peluang mitra mitra," ujar Mulyono dalam konferensi pers daring, Selasa (14/7).

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati juga menjelaskan saat ini Pertamina menggandeng 3 BUMN galangan kapal untuk bisa membuat paling tidak 15 kapal baru. Proyek kerjasama ini akan berlangsung selama lima tahun kedepan.

"Dalam lima tahun kedepan jenis kapal yang perlu dilakukan oleh Pertamina grup dan berapa yang bisa dibangun di dalam negeri. Ada 15 yang bisa dibangun selama 5 tahun kedepan. Ini kebutuhan untuk lima tahun kedepan. Ini yang didetailkan ke seluruh industri galangan kapal nasional. Ini perlu sesuai standarrt pertamina dan internasional," ujar Nicke dalam kesempatan yang sama.

Direktur Utama Barata Indonesia, Fajar Harry Sampurno menjelaskan sebagai ketua kelas industri galangan kapal indonesia, Barata melihat peluang kebutuhan kapal Pertamina ini menjadi pasar baru untuk industri galangan kapal nasional. Ia menjelaskan, kerjasama dengan Pertamina selain membuat kapal baru, juga untuk kerja sama maintenance dan perbaikan.

"Yang utama kerjasama ini untuk pemeliharan dan perbaikan kapal dulu. Jenisnya untuk kapal tangker dan kapal pandu. Untuk pembuatan kapal, akan ada pembicaraan lagi untuk spek kapal tangker yang seperti apa yang dibutuhkan Pertamina," ujar Harry kepada Republika.co.id, Selasa (14/7).

Harry juga menjelaskan saat ini ada 12 industri galangan kapal di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Ambon. Masing masing industri mempunyai kapasitas yang beragam. Namun Harry memastikan bahwa industri dalam negeri sanggup membuat kapal yang sesuai dengan kebutuhan industri nasional.

"Ada 12 galangan kapal dari Sabang sampai Ambon. Kapasitasnya beragam per galangan. Kapasitas kapal yang bisa ditangani sampai dengan 17.500 DWT," ujar Harry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement