Selasa 14 Jul 2020 09:53 WIB

Wall Street Ditutup Melemah

Pelemahan Wall Street terjadi ketika investor fokus terhadap lonjakan baru Covid-19.

Wall Street beragam pada akhir perdagangan Senin (13/7) dengan Indeks S&P 500 dan Indeks Nasdaq jatuh terseret penurunan tajam raksasa teknologi Amazon, Microsoft, dan nama-nama besar lainnya.
Foto: AP PHOTO
Wall Street beragam pada akhir perdagangan Senin (13/7) dengan Indeks S&P 500 dan Indeks Nasdaq jatuh terseret penurunan tajam raksasa teknologi Amazon, Microsoft, dan nama-nama besar lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street beragam pada akhir perdagangan Senin (13/7) dengan Indeks S&P 500 dan Indeks Nasdaq jatuh terseret penurunan tajam raksasa teknologi Amazon, Microsoft, dan nama-nama besar lainnya. Pemelahan ini terjadi setelah reli baru-baru ini ketika investor fokus terhadap lonjakan infeksi Virus Corona berkelanjutan di Amerika Serikat (AS).

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,50 poin atau 0,04 persen, menjadi ditutup di 26.085,80 poin. Indeks S&P 500 turun 29,82 poin atau 0,94 persen, menjadi berakhir pada 3.155,22 dan Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 226,60 poin atau 2,13 persen, menjadi 10.390,84 poin.

Indeks S&P 500 turun setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 25 Februari. Indeks telah pulih lebih dari 40 persen sejak pertengahan Maret, bahkan ketika infeksi Covid-19 meningkat dengan cepat di Arizona, California dan Texas dan sekitar 35 negara bagian lainnya.

Saham-saham yang berkinerja baik dalam beberapa bulan terakhir, termasuk Amazon, Microsoft, Nvidia dan Facebook, berakhir turun lebih dari dua persen setelah melonjak pada akhir pekan lalu.

Aksi jual meningkat setelah Gubernur California Gavin Newsom memerintahkan pengurangan besar-besaran dari pembukaan kembali negara bagian itu, menutup bar dan melarang restoran dalam ruang di seluruh negara bagian serta menutup gereja, pusat kebugaran, dan salon rambut, di daerah yang paling terpukul.

"Reli telah didorong oleh beberapa nama. Anda memiliki berita utama tentang Covid-19 dan PHK serta ekonomi," kata Kepala Strategi Pasar JonesTrading,Michael O'Rourke, di Stamford, Connecticut.

Saham Tesla jatuh 3,1 persen setelah melonjak 16 persen di awal sesi. Saham pembuat mobil listrik ini telah mengalami reli kuat selama dua minggu terakhir karena investor berspekulasi pembuat mobil listrik dapat melaporkan laba kuartalan dan berpotensi bergabung dengan S&P 500.

Data ekonomi baru-baru ini telah memperkuat kepercayaan bahwa ekonomi AS yang dipacu stimulus sedang dalam perjalanan menuju pemulihan, membantu investor mengesampingkan lonjakan baru-baru ini dalam infeksi AS. Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,6 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 11,9 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement