Selasa 14 Jul 2020 07:54 WIB

Lonjakan Kasus Covid-19 Dorong Penurunan Harga Minyak

WHO melaporkan lebih dari 230 ribu kasus baru pada Ahad.

Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: Reuters/Shamil Zhumatov
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak tergelincir sekitar satu persen di akhir perdagangan Senin (13/7), setelah kasus Virus Corona (Covid-19) global naik pada rekor jumlah harian. Ini meningkatkan kekhawatiran akan penguncian kembali (lockdown) oleh pemerintah.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 52 sen atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 42,72 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus kehilangan 45 sen atau 1,1 persen, menjadi menetap di 40,10 dolar AS per barel.

Baca Juga

Harga minyak bergerak lebih rendah lagi dalam perdagangan pasca-penyelesaian ketika Gubernur California pada Senin menerapkan pembatasan baru pada bisnis saat kasus Covid-19 dan rawat inap di negara bagian tersebut melonjak. "Berita California menempatkan pertanyaan pemulihan permintaan kembali di atas meja," kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan lebih dari 230.000 kasus baru Covid-19 pada Ahad (12/7), rekor satu hari. Sebagian besar peningkat itu terjadi di Belahan Bumi Barat, khususnya Amerika Serikat dan Amerika Latin.

Di Amerika Serikat, infeksi melonjak selama akhir pekan ketika Florida melaporkan peningkatan lebih dari 15.000 kasus baru dalam 24 jam, rekor untuk negara bagian mana pun. Banyak negara bagian telah melonggarkan pembatasan operasi bisnis dan sekarang membutuhkan masker untuk memperlambat penyebaran virus, yang telah menewaskan hampir 140.000 orang di Amerika Serikat.

Pasar juga tetap gelisah karena pertikaian AS dan Eropa dengan China meningkat. Uni Eropa mengatakan sedang mempersiapkan langkah-langkah balasan terhadap China dalam menanggapi undang-undang keamanan baru Beijing di Hong Kong.

China mengumumkan sanksi terhadap Amerika Serikat pada Senin setelah Washington menghukum pejabat-pejabat senior China atas perlakuan terhadap Muslim Uighur. Suatu komite pengawasan dari Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu pada Selasa dan Rabu dan diharapkan akan merekomendasikan level untuk pengurangan pasokan di waktu mendatang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement