Clock Magic Wand Quran Compass Menu

Tutup 450 Gerai, Begini Sejarah Raksasa Waralaba Dunkin' Donuts

Tutup 450 Gerai, Begini Sejarah Raksasa Waralaba Dunkin' Donuts

Rep: wartaekonomi.co.id
Tutup 450 Gerai, Begini Sejarah Raksasa Waralaba Dunkin' Donuts. (FOTO: REUTERS/Jim Young)
Tutup 450 Gerai, Begini Sejarah Raksasa Waralaba Dunkin' Donuts. (FOTO: REUTERS/Jim Young)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Sponsored
Sponsored Ads

Generasi 90an pasti sangat suka dengan Dunkin' Donuts. Sayangnya, Dunkin' Donuts akan menutup 450 gerai mereka di pom bensin speedway di sepanjang pantai timur Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun ini.

Sejarah Dunkin' Donuts pertama kali berdiri tahun 1948 oleh William Rosenberg di Quincy, Massachusetts (AS).

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Tutup Layanan hingga PHK, Go-Jek Masih Kuat Nafas dari Bisnis Ini

Restoran donat dan kopi yang berawal di Quinci, Massachusetts (AS) ini dulunya bisa membuat penikmatnya betah lantaran makan donat hanya dengan harga 5 sen dollar Amerika dengan kopi 10 sen.

Nama awalnya adalah Open Kettle yang hingga tahun 1950 diubah oleh sang pendiri, William Rosenberg menjadi Dunkin' Donuts.

Waralaba Dunkin' Donuts pertama rilis pada tahun 1955 yang berkembang pesat hingga 100 gerai dalam kurun waktu 10 tahun. Puncaknya, pada 1972 Dunkin' Donuts meluncurkan menu andalannya bernama Munchkins, donat yang tidak bolong tengahnya tetapi berisi selai.

Dunkin' Donuts pun memiliki lebih dari 12.000 gerai di 45 negara. Mereka juga terus berinovasi dengan tidak hanya menjual donat dan kopi, tetapi juga sandwich, croissant, dan flatbread. Dunkin' Donuts sendiri hadir di Indonesia untuk pertama kalinya pada tahun 1985.

Tak hanya populer berkat donat, Dunkin' Donuts juga terkenal dengan kualitas kopinya. Bahkan disebutkan mereka menjual kurang lebih 1,9 miliar gelas kopi setai tahunnya. Tak hanya kopi, tersedia juga cokelat panas, es teh, frozen drink, dan smoothies.

Dunkin Donuts sekarang ini merupakan restoran donat terbesar di dunia dengan hampir 7.000 restoran, kios pengantaran-ambil ke luar di lebih dari 35 negara.

Lihat Artikel Asli
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>