Senin 13 Jul 2020 11:07 WIB

Kasus Impor Meningkat, Jokowi Minta Perbatasan Diperketat

Jumlah kasus Covid-19 dari luar negeri atau imported cases semakin meningkat.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut jumlah kasus Covid-19 dari luar negeri atau imported cases semakin meningkat. Karena itu, ia meminta agar jajarannya semakin memperketat perjalanan dan transportasi lintas wilayah di perbatasan.

“Yang kedua, pengendalian wilayah perbatasan dan perjalanan, serta transportasi lintas wilayah, ini betul-betul kita harus jadikan perhatian lagi. Karena imported cases dari luar negeri juga kita lihat meningkat,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7).

Baca Juga

Jokowi meminta agar seluruh jajarannya juga melakukan evaluasi terhadap kenaikan kasus positif dalam beberapa hari terakhir ini. Kasus positif pada Ahad kemarin pun telah mencapai 1.681 kasus dan pada Kamis lalu sempat menyentuh rekor hingga 2.657 kasus yang disumbang oleh klaster di Secapa AD.

Karena itu, Jokowi menginstruksikan agar pelaksanaan pelacakan, pengujian sampel, dan juga perawatan pasien Covid semakin masif dilakukan khususnya di delapan provinsi. Yakni di Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.

“Tetap ada konsen kita untuk memasifkan 3T testing, tracing, dan treatment dengan prioritas saya minta ini diberikan prioritas khusus untuk yang testing tracing dan treatment ini di delapan provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Kalsel, Jateng, Sumut, dan Papua,” ujar Jokowi.

Selain itu, ia juga meminta agar tes PCR semakin diperbanyak serta menambah jumlah laboratorium di berbagai daerah. Ia berharap, jumlah mobile lab PCR juga semakin ditingkatkan hingga mencapai target yang ditetapkan yakni 30 ribu unit.

Penelusuran terhadap pasien ODP maupun PDP pun juga harus semakin ditingkatkan sehingga isolasi mandiri dan perawatan lainnya segera dijalankan untuk memutus rantai penularan. Jokowi juga meminta agar seluruh kebutuhan rumah sakit di delapan provinsi yang diprioritaskan tadi agar segera dipenuhi.

Pada Ahad (12/7), pemerintah merilis ada penambahan 1.681 kasus konfirmasi positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Dari angka tersebut, Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus baru terbanyak yakni 518 orang.

Kemudian menyusul DKI Jakarta dengan 404 kasus, Sulawesi Selatan dengan 173 kasus, Kalimantan Selatan dengan 77 kasus, Papua dengan 63 kasus, dan Jawa Barat dengan 50 kasus. Dengan tambahan hari ini, maka jumlah konfirmasi kasus positif di Tanah Air mencapai 75.699 orang.

Jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh juga terus meningkat. Tercatat ada 919 pasien sembuh pada hari ini, sehingga angka kumulatif pasien sembuh dari Covid-19 mencapai 35.638 orang.

Sementara itu ada tambahan 71 pasien yang meninggal dengan status positif Covid-19 selama 24 jam terakhir, sehingga jumlahnya mencapai 3.606 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan, sebagian besar kasus baru yang terkonfirmasi hari ini adalah orang tanpa gejala. Karenanya, sebagian besar pasien tidak memerlukan perawatan dan isolasi di rumah sakit.

"Mereka dengan keluhan sakit ringan bahkan banyak yang merasa tidak sakit, tidak ada keluhan sama sekali," ujar Yurianto dalam keterangan pers, Ahad (12/7).

photo
Presiden Joko Widodo dan New Normal (Ilustrasi) - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement