Ahad 12 Jul 2020 09:14 WIB

Hagia Sophia: Mengapa Harus Jadi Masjid?

Sejarah Islam jangan diisi dengan sikap maksa mengubah Hagia Sophia jadi masjid

Rep: Retizen/ Red: Elba Damhuri
Seorang pria mencium bendera nasional Turki di depan Museum Hagia Sophia, di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Pengadilan administrasi tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 memutuskan bahwa museum yang dulunya adalah masjid yang dibangun di Katedral dapat diubah menjadi sebuah masjid lagi dengan menetapkan statusnya sebagai museum.
Foto: PA-EFE/ERDEM SAHIN
Seorang pria mencium bendera nasional Turki di depan Museum Hagia Sophia, di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Pengadilan administrasi tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 memutuskan bahwa museum yang dulunya adalah masjid yang dibangun di Katedral dapat diubah menjadi sebuah masjid lagi dengan menetapkan statusnya sebagai museum.

RETIZEN -- Pengirim: Muhammad Syamsuri

Hagia Sophia baru saja diubah fungsinya menjadi masjid dari museum. Hagia Sophia pada awal dibangun adalah gereja Kristen Ortodoks Bizantium, sekarang Yunani.

Sultah Mehmed II kemudian menaklukkan Konstantinopel, ibu kota Bizantium, yang sekarang bernama Istanbul. Gereja Hagia Sophia pun diubah menjadi masjid.

Ketika kaum sekuler Turki berkuasa, fungsi masjid Hagia Sophia diubah lagi, menjadi museum. Kini, Presiden Recep Tayyip Erdogan sukses menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid.

photo
Orang-orang mengunjungi era Bizantium Hagia Sophia, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata utama Istanbul di distrik bersejarah Sultanahmet di Istanbul, Kamis, 25 Juni 2020. Dewan Negara Turki, pengadilan administratif tertinggi negara itu diharapkan Jumat, 10 Juli 2020, untuk mengeluarkan putusan tentang petisi yang meminta keputusan 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum dibatalkan. - (AP Photo/Emrah Gurel)

Sejarah Islam mestinya tidak ditandai dengan perubahan paksa seperti yang terjadi di Turki ini. 

Sejarah penaklukan Islam di masa lalu, bahkan yang dilakukan sahabat-sahabat nabi, tidak dengan mengubah fungsi-fungsi tempat ibadah agama lain menjadi masjid.

Toh selama ini fungsi masjid sudah termanifestasi di Museum Hagia Sophia di mana ada area kaum Muslim bisa sholat di sana.

Hagia Sophia menjadi museum sudah merupakan pilihan tepat dengan tetap menjaga adanya tempat sholat di sana. 

Menjadikan Hagia Sophia sebagai full masjid merupakan langkah mundur peradaban Islam di masa modern. 

Memang, setelah kejatuhan Islam di Eropa, penguasa Eropa di Spanyol, Italia, Yunani, dan negara-negara lainnya mengubah masjid menjadi bangunan lain atau gereja.

Tapi kita, umat Islam, tidak perlu revenge atau balas dendam dengan mengubah gereja menjadi masjid. 

Ini bukan pertandingan sepak bola home and away. Ini sebuah kisah panjang sejarah dan peradaban manusia.

Apalagi, mengaitkan "pembebasan Hagia Sophia" sebagai sebuah langkah awal membebaskan Masjid Al-Aqsa. Bagi saya, ini terlalu berlebihan.

Bagaimana umat Islam mau membebaskan Al-Aqsa jika semua negara Muslim saling perang, saling konflik, dan saling tusuk? 

Turki saja kerepotan menghadapi Rusia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir di Libya. Bagaimana Erdogan bisa bilang ini sebagai langkah awal membebaskan Masjid Al-Aqsa?

Tentu, rakyat Turki punya keinginan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. Namun, tentu bukan dengan cara kekuasaan seperti ini.

photo
Orang-orang memegang bendera Turki dan Ottoman di depan Museum Hagia Sophia, di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Pengadilan administrasi tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 memutuskan bahwa museum yang dulunya masjid yang dibangun di Katedral dapat diubah menjadi sebuah masjid lagi dengan menetapkan statusnya sebagai museum. - (PA-EFE/ERDEM SAHIN)

Kita sudah sering dengar cerita di Amerika Serikat dan Eropa ada banyak gereja yang berubah menjadi masjid. Tapi itu dilakukan dengan sangat baik, demokratis, dan toleransi.

Umat Islam membeli lahan dan gereja itu, kemudian diubah menjadi sekolah dan masjid.

Jika Hagia Sophia sudah dibebaskan lahan dan bagunannya oleh Turki kepada ahli waris yang berhak, ya itu sah-sah saja.

Pengirim: Muhammad Syamsuri, Pejaten, Jakarta Selatan

BACA JUGA: Presiden Erdogan Sudah Benar Soal Hagia Sophia

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement