Sabtu 11 Jul 2020 16:32 WIB

Permintaan Hamba yang Membuat Allah SWT Tertawa

Allah SWT tertawa saat mendengarkan permintaan seorang hamba.

Rep: Syalaby Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT tertawa saat mendengarkan permintaan seorang hamba. Ilustrasi berdoa.
Foto: Republika/Heri Ruslan
Allah SWT tertawa saat mendengarkan permintaan seorang hamba. Ilustrasi berdoa.

REPUBLIKA.CO.ID, Allah tak pernah menuntup Gerbang Kekuasaan-Nya bagi semua makhluk manusia. Kisah ini terdapat dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairah yang cukup panjang. Ringkasannya sebagai berikut: 

ويَبْقَى رَجُلٌ بيْنَ الجَنَّةِ والنَّارِ وهو آخِرُ أهْلِ النَّارِ دُخُولًا الجَنَّةَ مُقْبِلٌ بوَجْهِهِ قِبَلَ النَّارِ، فيَقولُ: يا رَبِّ اصْرِفْ وجْهِي عَنِ النَّارِ، قدْ قَشَبَنِي رِيحُهَا وأَحْرَقَنِي ذَكَاؤُهَا، فيَقولُ: هلْ عَسَيْتَ إنْ فُعِلَ ذلكَ بكَ أنْ تَسْأَلَ غيرَ ذلكَ؟ فيَقولُ: لا وعِزَّتِكَ، فيُعْطِي اللَّهَ ما يَشَاءُ مِن عَهْدٍ ومِيثَاقٍ، فَيَصْرِفُ اللَّهُ وجْهَهُ عَنِ النَّارِ، فَإِذَا أقْبَلَ به علَى الجَنَّةِ، رَأَى بَهْجَتَهَا سَكَتَ ما شَاءَ اللَّهُ أنْ يَسْكُتَ، ثُمَّ قالَ: يا رَبِّ قَدِّمْنِي عِنْدَ بَابِ الجَنَّةِ، فيَقولُ اللَّهُ له: أليسَ قدْ أعْطَيْتَ العُهُودَ والمِيثَاقَ، أنْ لا تَسْأَلَ غيرَ الذي كُنْتَ سَأَلْتَ؟ فيَقولُ: يا رَبِّ لا أكُونُ أشْقَى خَلْقِكَ، فيَقولُ: فَما عَسَيْتَ إنْ أُعْطِيتَ ذلكَ أنْ لا تَسْأَلَ غَيْرَهُ؟ فيَقولُ: لا وعِزَّتِكَ، لا أسْأَلُ غيرَ ذلكَ، فيُعْطِي رَبَّهُ ما شَاءَ مِن عَهْدٍ ومِيثَاقٍ، فيُقَدِّمُهُ إلى بَابِ الجَنَّةِ، فَإِذَا بَلَغَ بَابَهَا، فَرَأَى زَهْرَتَهَا، وما فِيهَا مِنَ النَّضْرَةِ والسُّرُورِ، فَيَسْكُتُ ما شَاءَ اللَّهُ أنْ يَسْكُتَ، فيَقولُ: يا رَبِّ أدْخِلْنِي الجَنَّةَ، فيَقولُ اللَّهُ: ويْحَكَ يا ابْنَ آدَمَ، ما أغْدَرَكَ، أليسَ قدْ أعْطَيْتَ العُهُودَ والمِيثَاقَ، أنْ لا تَسْأَلَ غيرَ الذي أُعْطِيتَ؟ فيَقولُ: يا رَبِّ لا تَجْعَلْنِي أشْقَى خَلْقِكَ، فَيَضْحَكُ اللَّهُ عزَّ وجلَّ منه، ثُمَّ يَأْذَنُ له في دُخُولِ الجَنَّةِ، فيَقولُ: تَمَنَّ، فَيَتَمَنَّى حتَّى إذَا انْقَطَعَ أُمْنِيَّتُهُ، قالَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ: مِن كَذَا وكَذَا، أقْبَلَ يُذَكِّرُهُ رَبُّهُ، حتَّى إذَا انْتَهَتْ به الأمَانِيُّ، قالَ اللَّهُ تَعَالَى: لكَ ذلكَ ومِثْلُهُ معهُ

Baca Juga

Syahdan, demikian sahabat Abu Hurairah soal sebuah hadits qudsi dari Baginda Rasul Muhammad dari firman Allah SWT yang tak tertulis dalam Alquran dan diriwayatkan oleh perawi kenamaan Muslim, terdapatlah seorang anak manusia yang mendapatkan tiket urutan paling buncit menjelang berakhirnya Hari Hisab. Ketika semua anak manusia sudah berhadap-hadapan dengan Allah di hari yang mendebarkan itu, ia berdiri di antara surga dan neraka.

Satu kakinya bahkan sudah menyentuh bibir neraka. Tak ada satu titik dzarrah kebaikan pun yang ia miliki. Semua amalannya terkuras, dan tragisnya kini ia justru memikul kedzaliman, kepelitan, ketidakpedulian terhadap sesama, serta prilaku durjana lainnya selama di dunia.

 

Tak ada yang bisa membantunya kecuali Allah. Untuk diketahui, dialah ahli surga yang terakhir memasuki surga. Kalau calon anggota legislatif, ia mendapatkan nomor sepatu, kalau di sekolah ia pemilik ranking ke-30 dari tiga puluh murid, ia seperti kandidat ketua umum sebuah partai yang tidak memenuhi angka penjaringan, ia bak calon penyanyi yang membawa koper karena tidak lolos eliminasi. Begini cerita hadits qudsi tersebut..

Si hamba lalu berseru, "Aduh Tuhanku! Palingkanlah mukaku dari api neraka. Baunya menyiksaku dan panasnya membakarku." Maka ia memohon kepada Allah, sesuai dengan kehendak Allah tentang dia yang bermohon kepada-Nya. Lantas berfirman Allah Yang Maha Berkah dan Mahaluhur. "Bukankah bila Aku melakukan hal itu untukmu, engkau akan meminta yang lain?" tanya  Allah. Si hamba menjawab, "Sungguh, hamba tidak akan meminta kepada Engkau yang lain lagi," katanya penuh harap dan cemas.

Lalu ia memberikan kepada Tuhannya yang Maha-Agung lagi Luhur berbagai perjanjian dan ikatan, demikian Allah menghendakinya, kemudian Dia memalingkan muka si hamba dari api neraka. Begitu mukanya sudah menghadap ke surga, ia tercekat, terdiam, karena demikianlah yang dikehendaki Allah. "Robbi! Majukanlah hamba ke gerbang surga," katanya merajuk.

"Bukankah telah kauberikan perjanjianmu untuk tidak meminta yang lain selain ini. Bagaimana engkau hai anak Adam! Alangkah khianatnya dirimu," firman Allah menjawabnya. Si hamba lantas bersembah, "Aduh Tuhanku," serunya merajuk, demikian Dia menginginkannya. "Bukankah kalau Aku memeberimu yang ini lantas engkau akan meminta yang lain?" tanya  Allah.

Ia bersembah, "Tidak, demi keagungan-Mu," kata si hamba berjanji. Maka Allah pun membawanya ke gerbang surga. Begitu di hadapan si hamba terhampar surga, matanya terbelalak. Ia menyaksikan segala bentuk kegembiraan, dan ia pun terdiam sebagaimana Allah menghendakinya untuk terdiam. "Aduh Tuhanku! Masukkanlah hamba ke dalam surga-Mu. Ya Robbi, janganlah hamba menjadi hamba-Mu yang paling malang," pintanya merayu. Ia terus merajuk, demikian Allah menghendakinya, hingga Allah tertawa karenanya.

Ia lantas berfirman, "Masuklah engkau ke dalam surga!" perintah Allah. Ketika ia melangkah kakinya ke surga, Allah berfirman kepadanya, "Sebutkanlah segala keinginanmu!" Maka si hamba meminta apa saja yang diinginkannya dan yang diangankannya, sampai-sampai Allah menawarkannya ini dan itu yang tidak sempat disebutkan oleh si hamba. Ketika semua cita-citanya sudah habis disampaikan, kepadanya Allah berfirman, "Itu semua jadi milikmu, ditambah lagi dengan yang senilai dengan itu."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement