Jumat 10 Jul 2020 23:22 WIB

Pemkab Paniai Siapkan Bantuan Bahan Pokok Bagi 21 Ribu Warga

Pemkab Paniai memberikan masing-masing 100 buah alat kerja.

Pemerintah Kabupaten Paniai di Provinsi Papua membentuk Satuan Tugas (Satgas) Jaring Pengaman Sosial, dengan membeli hasil budidaya pertanian masyarakat kemudian didistribusikan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
Foto: dok kementan
Pemerintah Kabupaten Paniai di Provinsi Papua membentuk Satuan Tugas (Satgas) Jaring Pengaman Sosial, dengan membeli hasil budidaya pertanian masyarakat kemudian didistribusikan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paniai menyiapkan bantuan bahan pokok bagi 21 ribu warga terdampak di masa pandemi Covid-19.

Bupati Paniai Meki Frit Nawipa mengatakan ini merupakan langkah pencegahan yang dilakukan pihaknya untuk menjaga wilayahnya tetap menjadi zona hijau. "Ketika aktivitas masyarakat dibatasi maka akan berdampak kepada ekonomi sehingga Pemkab Paniai secara serius menangani masalah kebutuhan pokok masyarakat di wilayahnya," katanya, Jumat (10/7).

Menurut Meki, bantuan bahan pokok ini didatangkan langsung dari Surabaya dengan menyewa satu kapal khusus, di mana pada Jumat (10/7) tiba di Pelabuhan Nabire dan selanjutnya akan diangkut menggunakan 80 truk melalui jalur darat ke Enarotali.

"80 truk ini mengangkut beras, minyak goreng, gula, mie instan, garam dan kopi yang akan dikemas dalam satu tas dan dibagikan kepada masyarakat di 24 distrik," ujarnya.

Dia menjelaskan satu paket tas bantuan yang diberikan kepada masyarakat bernilai Rp 260.100 di mana harga belinya dari Surabaya, jika dihitung secara harga lokal maka bisa dua kali lipat.

"Selain memberikan bantuan bahan pokok, kami juga akan membantu peralatan berkebun dan modal untuk mengolah kebunnya," katanya lagi.

Dia menambahkan untuk bantuan peralatan, Pemkab Paniai memberikan masing-masing 100 buah alat kerja berupa sekop, parang, kapak dan linggis untuk 24 distrik yang ada di Paniai serta uang sebesar Rp200-300 ribu sebagai modal mengolah kebunnya sehingga dapat memperkuat pangan lokal.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement