Jumat 10 Jul 2020 22:38 WIB

Prof Haedar: Muhammadiyah Imbau Sholat Idul Adha di Rumah

Muhammadiyah menillai lebih baik sholat Idul Adhan dilaksanakan di rumah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengatakan Muhammadiyah menillai lebih baik sholat Idul Adhan dilaksanakan di rumah.
Foto: Dokumen.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengatakan Muhammadiyah menillai lebih baik sholat Idul Adhan dilaksanakan di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, PP Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa Idul Adha 1441 Hijriyah jatuh pada 31 Juli 2020 mendatang. 

Selain itu, Muhammadiyah juga telah menerbitkan panduan atau tuntunan Idul Adha dan protokol ibadah qurban pada masa pandemi Covid-19.

Baca Juga

Dalam panduan tersebut, menurut dia, PP Muhammadiyah memutuskan untuk tidak melaksanakan sholat Idul Adha di lapangan. Bagi yang melaksankan sholat Idul Adha dapat dilakukan di rumah masing-masing bersama anggota keluarga dengan cara yang sama seperti sholat Idul Adha di lapangan.

“Prinsinya tidak jauh berbeda dengan Idul Fitri, yakni kita tidak melaksanakan sholat di lapangan,” ujar Prof Haedar dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah yang diselenggarakan secara daring, Jumat (10/7) malam.

Dia mengatakan, PP Muhammadiyah juga memperbolehkan umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah untuk melaksanakan ibadah qurban di tengah pandemi. Namun, menurut dia, seyogianya qurban tersebut disalurkan kepada kaum dhuafa, termasuk yang terdampak Covid-19.

“Berqurban dibolehkan tetapi diseyogiakan kita salurkan untuk kegiatan penyantunan dhuafa, baik dalam konteks dhuafa secara umum maupun yang terkena dampak Covid-19,” ucapya.

Prof Haedar menambahkan, di masa pandemi ini PP Muhammadiyah masih terus mencoba untuk menghindari kegiatan yang melibatkan banyak dan mengimbau warganya untuk berkegiatan di rumah. Dia pun berharap, seluruh warga Muhammadiyah mengikuti panduan dan tuntunan Idul Adha yang telah diterbitkan tersebut.

“Saya berharap nanti seluruh keluarga besar perserikatan mengikuti pedoman, tuntunan dan kebijakan PP Muhammadiyah itu. Tidak perlu lagi ada kontroversi, ada perselisihan, apalagi menyalahi atau tidak mengikuti pedoman itu,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement