REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Berbicara mengenai kuliner, Indonesia bisa dibilang memiliki ragam yang kaya di berbagai daerahnya. Termasuk, ketika menyambut hari raya Idul Adha yang juga memiliki khas tersendiri.
Mengutip buku Pusaka Nenek Moyang, Yang Pantang Disayang karangan Murdijati Gardjito, di Ranah Minang, ketika Idul Adha ada makanan khas yang kental dan terkenal hingga kini. Salah satunya adalah tradisi makan gulai bukek.
Disebutkan, ketika tiba hari raya tersebut, orang-orang akan berkumpul di rumah-rumah ibadah untuk mengikuti tradisi tersebut dengan menyantap gulai bukek hasil dari olahan bersama daging qurban.
Berdasarkan informasi, gulai bukek merupakan gulai daging yang dibumbui cabe, santan, sejumlah bumbu dapur dan tepung beras. Dari olahan itu, kuah akan menjadi lebih kental seperti kuah bumbu di sate padang.
Di dalam bagiannya, selain daging, jeroan sapi hasil kurban juga kerap kali dimasukan untuk menjadi campuran.
Beralih ke daerah Aceh, mengutip buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia karangan Dr. Zulyani, tradisi makanan saat Idul Adha juga menjadi keunggulan di waktu tersebut. Salah satu makanan yang biasa disajikan saat Idul Adha atau Idul Fitri yang terkenal adalah Timphan - kue khas yang dibuat satu hingga dua hari sebelum lebaran.
Timphan merupakan makanan berbalut daun pisang muda. Dan yang paling terkenal adalah Timphan yang dikombinasikan dengan rasa srikaya. Kue khas itu bisa tahan hingga sepekan setelah pembuatannya.
Lebih jauh, selain rendang, opor dan menu lainnya saat lebaran, setuju atau tidak setuju ketupat juga menjadi makanan pokok khas saat lebaran tiba, salah satunya lebaran Idul Adha.
Bahkan, dalam buku Ensiklopedi Makanan Tradisional di Pulau Jawa, ketupat atau biasa disebut kupat oleh orang Sunda, telah menjadi makanan wajib saat lebaran tiba, tak terkecuali Hari Raya Idul Adha.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
