Jumat 10 Jul 2020 15:11 WIB

Broadway Group Ajak Milenial Majukan Ekonomi Digital

Industri makanan-minuman penjualannya diperkirakan akan turun 20-40 persen.

CEO dari Broadway Group Jakarta, Vinnie Kinetica Rumbayan
Foto: dokpri
CEO dari Broadway Group Jakarta, Vinnie Kinetica Rumbayan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah Covid-19 telah menciptakan tantangan bisnis tersendiri bagi pengusaha bisnis kuliner, tak terkecuali Broadway Group, sebuah grup usaha yang bergerak di bidang bisnis leisure, dan food and beverage (F&B), sejak tahun 2010. Selama kebijakan PSBB berlaku, Broadway Group telah menutup sementara Ms Jackson dan Lei Lo, restoran dan kafe milik mereka. 

Bahkan setelah memasuki masa transisi,  keputusan untuk tetap menutup usaha masih tetap dijalankan. "Kami belum berencana membuka Ms Jackson hingga sebulan ke depan. Kami sadar, usaha kuliner konvensional paling merasakan dampak ekonomi dari pandemi ini. Namun, sebagai grup usaha yang dipimpin oleh milenial, semangat inovasi telah mengalir di darah kami. Era normal baru ini menjadi momentum yang tepat bagi kami untuk membangkitkan semangat tersebut dengan melakukan gebrakan bisnis baru," jelas CEO dari Broadway Group Jakarta, Vinnie Kinetica Rumbayan, dalam siaran persnya, Jumat (10/7).

Selama beberapa tahun terakhir, F&B telah menjadi lini bisnis yang dijagokan Broadway Group di industri tanah air. Salah satunya adalah Ms Jackson, yang telah meraih penghargaan pemenang dari Paranoia Awards 2019 oleh Hardrock FM dalam kategori ‘Bar of the Year’. 

Seharusnya, dengan kebijakan PSBB transisi yang pemerintah terapkan, mampu memulihkan bisnis kuliner yang sempat terpuruk akibat penerapan PSBB beberapa bulan belakangan. Namun, menurut Vinnie justru sebaliknya, tantangan bagi bisnis kuliner akan semakin besar. Berdasarkan data survei dari Gabungan Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), industri makanan-minuman yang penjualannya diperkirakan akan turun 20-40 persen.

Prediksi penurunan pertumbuhan bisnis kuliner ini juga sejalan dengan imbauan pemerintah bagi industri restoran untuk mengurangi kapasitas sebanyak 50 persen pengunjung dari waktu sebelum masa pandemi Covid-19.

Hal inilah yang menjadi titik balik bagi Broadway Group untuk mulai melirik kesempatan yang muncul setelah pandemi. Misal, inovasi digitalisasi model bisnis dalam menyambut new normal, bahkan merintis bisnis yang bergerak di bidang ekonomi digital.

Vinnie mengaku keputusan ini juga diambil setelah beliau melakukan banyak diskusi dan bertukar pikiran dengan gabungan pengusaha muda, terkait tantangan bagi pengusaha muda dalam menghadapi masa kenormalan baru ini. 

Pertengahan bulan lalu, Sabtu (20/6) Broadway Group mengadakan private gathering di Ms Jackson, mengangkat tema diskusi “Breaking The New Normal, Millennials Navigates”. Dalam kesempatan ini, Broadway Group menginisiasi sebuah diskusi untuk membentuk sebuah aktivitas atau gerakan yang mampu mendorong dan mengimbau seluruh milenial, khususnya yang memiliki usaha atau bisnis di bidang digital,  agar mengambil kemudi untuk memajukan ekonomi digital di era normal baru. Beberapa influencer dan pengusaha muda seperti Karin Novilda hadir dan turut mendukung kegiatan ini. 

"Kebangkitan Indonesia pasca dihantam gelombang pandemi tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah. Masyarakat juga dapat berpartisipasi dengan saling membantu untuk sama-sama bangkit dari keterpurukan. Salah satu penggeraknya adalah kaum milenial. Kaum milenial diharapkan untuk optimistis menghadapi tantangan pandemi Covid-19 dan bersiap menyambut kondisi new normal pascapandemi," tutur Karin Novilda. 

Indonesia akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital. Milenial menjadi kunci utama atas kesiapan sumber daya manusia dalam mengimplementasikan ekonomi digital di Indonesia.

Dalam menyongsong era industri digital, pemerintah juga menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai 100 miliar dolar AS dan total nilai e-commerce sebesar 130 miliar dolar AS.

“Sekarang adalah saatnya kami, Broadway Group untuk mengevaluasi dan mengolah kembali strategi bisnis kami untuk ke depannya. Sebagai pengusaha milenial, salah satu kelebihan kami adalah ketangkasan dan keberanian untuk beradaptasi dengan kondisi untuk terus bergerak maju dan tumbuh bersama masyarakat," ujar Vinnie.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement