Jumat 10 Jul 2020 13:44 WIB

41 Nakes di Kota Bandung Terpapar Covid-19

Seluruh nakes tersebut sudah isolasi mandiri selama 14 hari dan dinyatakan negatif.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah perawat bersiaga dengan mengenakan alat pelindung diri, Kini banyak renaga kesehatan yang juga terpapar Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah perawat bersiaga dengan mengenakan alat pelindung diri, Kini banyak renaga kesehatan yang juga terpapar Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengungkapkan sebanyak 41 tenaga kesehatan (nakes) dinyatakan telah terpapar Covid-19 pasca dilakukan uji usap. Namun, saat ini mereka telah dinyatakan negatif usai melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan uji usap kembali. "41 Nakes (positif Covid-19, Red) dari 33 puskesmas di Kota Bandung," ujar Kepala Dinkes Kota Bandung, Rita Verita di Balai Kota Bandung, Jumat (10/7).

Menurutnya, seluruh nakes tersebut sudah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan dinyatakan negatif usai di tes kembali. Ia mengatakan, pihaknya pun sudah melakukan sterilisasi terhadap 80 puskesmas di Kota Bandung secara bergilir. Menurutnya, seluruh puskesmas sudah kembali beroperasi melayani masyarakat.

Baca Juga

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebutkan di lima Kecamatan di Kota Bandung saat ini tidak terdapat kasus positif covid-19. Menurutnya, kelima kecamatan yaitu Sukasari, Bandung Kidul, Buah Batu dan Rancasari dan Ujung Berung.

Terkait dengan informasi adanya satu pasien yang diduga positif covid-19 berasal dari Rancasari. Rita mengaku akan terlebih dahulu mengecek keabsahan data tersebut. Ia menambahkan, angka reproduksi Covid-19 hingga Kamis (9/7) kemarin berada di angka satu yaitu 0,53. Selain itu, katanya sudah dua kali selama 14 hari angka reprodukai covid-19 berada di bawah satu.

 

Menurutnya, beberapa kegiatan yang sudah direlaksasi tidak ditemukan penyebaran virus atau klaster baru covid-19. Sehingga katanya, pihaknya jika akan melakukan relaksasi kembali harus lebih memperhatikan standar protokol kesehatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement