Kamis 09 Jul 2020 23:59 WIB

Rasulullah SAW tak Segan Jenguk Yahudi yang Memusuhinya

Rasulullah SAW mempunyai akhlak yang mulia dengan menjenguk Yahudi.

Rasulullah SAW mempunyai akhlak yang mulia dengan menjenguk Yahudi. Ilustrasi kaligrafi Muhammad SAW
Foto: smileyandwest.ning.com
Rasulullah SAW mempunyai akhlak yang mulia dengan menjenguk Yahudi. Ilustrasi kaligrafi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang Yahudi kerap berlaku buruk kepada Rasulullah. Setiap kali lewat di depan rumah si Yahudi untuk menuju masjid, beberapa lemparan kotoran selalu diterima Rasulullah. Namun begitu, tak pernah tebersit rona kemarahan dari wajah beliau.

Hingga pada suatu hari, ketika lewat di depan rumah Yahudi itu kembali, tak ada lemparan kotoran, Rasulullah pun heran. "Apakah yang terjadi dengan pemilik rumah ini?" bertanya Rasulullah kepada seorang tetangga si Yahudi.

Baca Juga

"Dia sedang terbaring sakit," jawab tetangga itu. Rasulullah lantas minta diantarkan ke rumah orang Yahudi tadi untuk menjenguknya.

Terkejutlah dia ketika melihat Rasulullah datang, karena mengira Rasul hendak membalas dendam. "Mengapa Anda harus menunggu sampai aku sakit untuk membalas dendam terhadapku? Mengapa Anda tidak datang ketika aku masih sehat?"

Rasulullah lantas menjelaskan maksud kedatangannya. "Kedatanganku semata-mata untuk menjengukmu yang sedang sakit. Aku ikut prihatin atas yang engkau derita saat ini."

Jawaban Rasulullah yang lembut dan tulus, meluluhkan hati orang Yahudi ini. "Betapa mulianya lelaki ini," pikirnya. Tak hanya itu, Rasulullah juga lalu mendoakan kesembuhannya. Setelah kejadian ini, orang Yahudi tersebut masuk Islam.

Rasulullah sangat memerhatikan orang sakit. Banyak hadis yang menguraikan tentang keutamaan menjenguk orang sakit, dan termasuk satu di antara lima hak Muslim atas saudaranya.

"Ia hendaknya membalas salam, menjenguk orang sakit, menghadiri pemakaman, memenuhi undangan, dan mendoakan seseorang ketika bersin." (Muttafaqun'alaih)

Bagi seorang Muslim, menengok si sakit hendaknya bukan menjadi sebuah beban, atau pelengkap dari ibadah. Hal tersebut semestinya dianggap sebagai kewajiban Islamnya.

Tak hanya itu. Bila disimak rangkaian kisah tadi, maka menengok orang sakit atau membantu orang lain, merupakan perbuatan mulia yang akan dihargai oleh semua manusia, walau berbeda keyakinan dan agama.

Rasulullah sudah mencontohkan, beliau menjenguk orang sakit tanpa memandang keyakinan yang dianut orang tersebut. Terlepas apakah hal itu bagian dari strategi dakwah, namun tindakan ini sudah mencerminkan sikap Islam yang mencintai kehidupan.

Ketika seorang Muslim mengunjungi saudaranya yang tergolek sakit, ia akan merasakan sebuah kenikmatan spiritual. Ada kepuasan yang tidak  bisa dijelaskan kecuali oleh mereka yang benar-benar memahami hadis yang menggambarkan keindahan, kebaikan dan berkah dalam kunjungan-kunjungan semacam ini.

  

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement