Kamis 09 Jul 2020 23:03 WIB

Gojek Sebut 100 Ribu UMKM Beralih ke Digital Saat Pandemi

Hanya dalam empat bulan, 100 ribu mitra UMKM go digital gunakan platform Gojek.

Hanya dalam empat bulan, 100 ribu mitra UMKM go digital gunakan platform Gojek (Foto: ilustrasi aplikasi Gojek)
Foto: gojek.com
Hanya dalam empat bulan, 100 ribu mitra UMKM go digital gunakan platform Gojek (Foto: ilustrasi aplikasi Gojek)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gojek mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 100 ribu mitra UMKM-nya yang bertransformasi ke ranah digital selama kondisi pandemi COVID-19. Pihaknya menilai, UMKM Indonesia cukup lincah membaca pasar.

"Kami melihat para pelaku UMKM Indonesia betul-betul lincah dan mampu bergerak cepat, hanya dalam empat bulan sekitar 100 ribu mitra UMKM bertransformasi ke ranah digital atau go online dengan menggunakan platform Gojek," ujar Head of Merchant Platform Business Gojek, Novi Tandjung dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (9/7).

Baca Juga

Menurut Novi, kondisi pandemi telah mengubah aktivitas dan kegiatan sehari-hari. Namun, perubahan itu sudah tidak terhindarkan lagi, maka dari itu semua pelaku usaha perlu beradaptasi dengan situasi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak dan sebagainya. Selain itu, lanjut dia, Gojek melakukan studi terhadap para mitra UMKM-nya untuk memahami bagaimana dampak pandemiini terhadap mereka.

"Kami mendapati bahwa para mitra UMKM memang mengalami kesulitan dalam kondisi pandemi COVID-19, tapi sekitar 82 persen merasa optimistis bahwa mereka yakin dapat bertahan dan kembali bangkit dalam enam bulan ke depan," kata Novi.

"Ketika kami berupaya menggali lebih dalam terkait bagaimana upaya para pelaku UMKM ini untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19, lima dari 10 mitra UMKM tidak mengubah produk mereka tetapi lebih banyak memberikan variasi penawaran dan promosi dalam mengelola permintaan konsumen," sambungnya.

Sedangkan sebagian mitra UMKM lainnya melakukan penyesuaian atau pivoting produk dan bisnis mereka, agar tetap bertahan menjalani kondisi pandemi. Dalam paparannya, Novi juga mengungkapkan bahwa terdapat perubahan perilaku konsumen yang lebih cenderung mengandalkan transaksi via daring akibat pandemi COVID-19.

Layanan transaksi GoFood meningkat tiga kali lipat, hal serupa juga terjadi pada layanan transaksi GoMart yang mengalami kenaikan tiga kali lipat. Sedangkan layanan pengiriman barang GoSend mengalami kenaikan hampir 90 persen, dan layanan pembayaran digital GoPay semakin tumbuh sebagai opsi pembayaran nontunai dan daring konsumen pada masa COVID-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement