Kamis 09 Jul 2020 20:15 WIB

Doni Sebut Aktivitas Masyarakat akan Kembali Dibatasi

Angka kumulatif positif Covid-19 menyentuh rekor 2.657 kasus pada hari ini.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo.
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 melonjak tajam hari ini. Angka kumulatif positif Covid-19 bahkan menyentuh rekor mencapai 2.657 kasus dalam 24 jam terakhir.

Menanggapi adanya lonjakan kasus ini, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan, pengetatan aktivitas pun akan kembali dilakukan. Hal ini juga sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar dilakukan pengetatan aktivitas masyarakat jika kasus Covid-19 kembali melonjak saat pelonggaran aktivitas diterapkan.

Baca Juga

“Pak Presiden mengatakan, ada pelonggaran tapi begitu ada kasus langsung segera dikunci, langsung diketatkan kembali. Begitu ada kasus melonjak, otomatis diketatkan, dibatasi kembali,” ujar Doni Monardo di Kalimantan Tengah, Kamis (9/7).

Doni menekankan agar masyarakat patuh pada protokol kesehatan dan tak menganggap enteng pandemi ini. Ia juga meminta tiap kepala daerah terus mengingatkan masyarakatnya agar menjaga kewaspadaan dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Selain itu, ia mengingatkan masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh dengan berolahraga teratur, istirahat cukup, tidak panik, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

“Kalau kita patuhi protokol kesehatan dan imunitas kita tinggi, insya Allah jika terpapar, kita tidak terinfeksi,” kata Doni.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengumumkan lonjakan kasus positif Covid-19 hari ini yang mencapai 2.657 kasus. Lonjakan kasus baru ini salah satunya disumbang oleh Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang sebanyak 962 kasus dan 27 orang dilaporkan sembuh.

“Kita mendapatkan tambahan yang cukup banyak dari Provinsi Jawa Barat sebanyak 962 kasus. Dan dilaporkan 27 orang sembuh di Jawa Barat,” kata Yurianto saat konferensi pers.

Setelah Jabar, kasus terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Timur dengan 517 kasus baru dan 263 kasus sembuh. Posisi ketiga ditempati oleh DKI Jakarta dengan 284 kasus positif baru dan 221 orang sembuh dan disusul oleh Sulawesi Selatan dengan 130 kasus baru dan 189 kasus sembuh.

Sementara itu, Sulawesi Utara melaporkan adanya 126 kasus baru dan 27 kasus sembuh. Provinsi Jawa Tengah ada di peringkat ke-6 dengan 120 kasus baru dan 30 orang sembuh.

“Kalimantan Selatan 108 kasus baru dengan 23 sembuh. Sumatera Utara 108 kasus dengan 11 sembuh,” jelas Yurianto.

Yurianto menjelaskan, penambahan kasus positif yang cukup banyak di Provinsi Jabar didapatkan dari klaster di pusat pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD, di Kota Bandung. Di klaster ini, telah dilakukan penyelidikan epidemiologi sejak 19 Juni. Total terdapat 1.262 kasus positif di klaster ini yang terdiri dari para peserta didik dan juga tenaga pelatih.

Sebanyak 17 orang di antaranya pun tengah dirawat dan diisolasi di rumah sakit karena mengalami beberapa keluhan. Sedangkan 1.245 orang lainnya tidak mengalami keluhan apapun.

Yurianto menambahkan, penambahan kasus di luar klaster di Jabar disebabkan karena kurangnya disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat agar terus menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk memutus rantai penularan Covid-19.

 

photo
Masker Tiga Lapis WHO - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement