Kamis 09 Jul 2020 17:06 WIB

Dampak Covid, 60 Persen UMKM di Mal Pamulang Rentan Bangkrut

Omzet pelaku usaha belum normal karena sepi pengunjung.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah toko pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pamulang Square, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Kamis (9/7). Dampak pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha kesulitan bertahan.
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Sejumlah toko pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pamulang Square, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Kamis (9/7). Dampak pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha kesulitan bertahan.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pamulang Square, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) terancam gulung tikar. Dampak pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha kesulitan bertahan.

Baca Juga

Pantauan dari Republika, sejumlah kios yang berada di Pamulang Square tak sedikit yang tutup. Dari banyak lapak yang disediakan, kini hanya ada beberapa yang bertahan. Meski pihak mal sudah memberikan potongan bayar sewa, tapi pelaku usaha memilih tutup toko.

Para pelaku UMKM mengeluhkan omzet yang menurun sejak pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap pertama. Salah satu pemilik usaha di Pamulang Square, Irwan mengaku dampak pandemi Covid-19 terasa sekali hingga membuat omzet usahanya turun. 

"Waktu April itu terasa banget dampaknya, apalagi waktu kebijakan PSBB yang minta mal ditutup. Saya dari total ada enam kios tinggal dua kios karena omzet turun sampai 80 persen. Banyak yang tutup juga," kata Irwan, Kamis (9/7).

Informasi yang didapat Republika, total ada sekitar 400 kios UMKM di Pamulang Square. Namun sejak April lalu, sekitar 25 persennya tutup akibat bangkrut sehingga kini tersisa hanya sekitar 250 sampai 300 kios.

Meski pada PSBB tahap enam ini sejumlah pelonggaran diberikan bagi pelaku usaha, tapi kata Irwan, UMKM yang berada di Pamulang Square tengah mengalami kesulitan modal. Ditambah lagi, situasi itu diperparah dengan sepinya konsumen sehingga omzet mereka belum normal.

"Omzet kita masih belum normal sementara kita butuh modal tambahan dana buat bertahan, itu yang belum ada solusi. Saya kira pemerintah kota Tangsel mau bantu cari solusi buat kami," ucap Irwan

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement