Kamis 09 Jul 2020 13:45 WIB

5 Mitos Seputar Penggunaan Masker

Ada yang menyebut masker bisa menyebabkan pengguna keracunan karbon dioksida.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria sedang mengenakan masker (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Seorang pria sedang mengenakan masker (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TALLAHASSEE -- Menggunakan masker merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19. Akan tetapi, sebagian orang enggan menggunakan masker karena terpengaruh oleh informasi keliru atau mitos seputar penggunaan masker.

Di Florida misalnya, cukup banyak warga yang menolak penggunaan masker karena dinilai dapat menyebabkan keracunan karbon dioksida. Ada pula orang yang tak mau menggunakan masker karena takut menyebabkan masalah pada penderita asma.

Setidaknya ada lima mitos dan informasi keliru yang kerap dipercaya masyarakat. Berikut ini adalah penjelasan dokter seputar lima mitos tersebut seperti dilansir di Daily Beast, Kamis (9/7).

1. Masker bisa sebabkan keracunan karbon dioksida

Penggunaan masker memang terkadang terasa tak nyaman. Akan tetapi, masker sudah didesain sedemikian rupa sehingga tak menahan karbon dioksida yang dikeluarkan penggunanya saat menggunakan masker. Masker N95 yang memiliki pori-pori lebih kecil dibandingkan masker kain pun sangat aman bila digunakan sesuai anjuran.

Dokter spesialis paru-paru dari OSF HealthCare Michael Peil mengatakan penggunaan masker dalam jangka panjang tak akan menyebabkan penumpukan karbon dioksida dalam kadar yang membahayakan. Saat pengguna masker menghembuskan napas, karbon dioksida yang dihembuskan akan keluar melewati masker.

"Dan kita menghirup udara segar melalui (masker) itu. Jadi tidak ada kesempatan bagi karbon dioksida untuk menumpuk di dalam masker untuk membahayakan kita," kata Peil.

Dokter dari Carolina Selatan Megan Hall bahkan sempat melakukan pengetesan saturasi oksigen dan denyut jantungnya sendiri dalam empat situasi. Keempat situasi tersebut adalah tanpa masker, dengan masker bedah, dengan masker N95 dan dengan masker bedah sekaligus N95.

"Tak ada perubahan signifikan dalam saturasi oksigen atau denyut jantung saya dalam semua situasi itu. Walapun dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang, tapi Anda bisa bernapas," ujar Hall.

2. Orang dengan penyakit pernapasan tak boleh gunakan masker

Sebagian orang mungkin merasa cemas ketika menggunakan masker. Akan tetapi tak ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan masker bisa memicu masalah pernapasan, seperti serangan asma pada penderita asma. Namun, orang-orang yang mengalami masalah pernapasan seperti asma disarankan untuk menghindari masker yang ketat. Penderita juga bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai solusi yang tepat terkait penggunaan masker.

"Bila seseorang mempunyai penyakit pernapasan yang sangat berat dan merea tak bisa menggunakan masker kain sekalipun, mereka sebaiknya mengganti masker lebih sering," ujar Peil.

3. Penggunaan masker tak berguna pada orang yang tak terkena Covid-19

Penggunaan masker perlu dilakukan oleh setiap orang karena sebagian orang yang terkena Covid-19 tak menunjukkan gejala. Bila setiap orang menggunakan masker, maka risiko penularan melalui droplet menjadi lebih ditekan. Selain itu, orang-orang menjadi lebih bisa menahan diri untuk tidak menyentuh hidung dan mulut saat menggunakan masker.

Saat seseorang tidak dapat menggunakan masker karena suatu alasan, CDC mengatakan mereka perlu melakukan alternatif lain. Beberapa di antaranya adalah jaga jarak fisik dan melakukan pengetesan Covid-19 lebih sering.

4. Penggunaan masker pengaruhi sistem imun

Ada mitos yang menyatakan pengggunaan masker akan melemahkan sistem imun sehingga hal ini dapat memicu terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19. Mitos ini sangat berbahaya dan berbanding terbalik dengan anjuran kesehatan yang dibutuhkan untuk mencegah Covid-19.

Sebagian orang juga menganggap bahwa berdiam diri di rumah selama pandemi dapat melemahkan sistem imun karena tubuh tak mendapatkan paparan bakteri yang cukup untuk menjaga fungsi tubuh. Padahal, selama berdiam diri di rumah masyarakat masih bisa melakukan kegiatan seperti belanja kebutuhan sehari-hari atau sekedar berjalan-jalan kecil di sekitar rumah.

"Itu merupakan paparan bakteri yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh agar berfungsi optimal," kata Dokter Mikhail Varshavski atau lebih dikenal sebagai Doctor Mike di Youtube.

5. Kewajiban penggunaan masker melanggar hak konstitusional

Warga Florida sempat melakukan protes terhadap kewajiban penggunaan masker karena aturan tersebut dianggap melanggar hak konstitusional mereka. Di Washington, ada oknum-oknum yang membuat sebuah kartu dan selembaran palsu yang mengatasnamakan Americans with Disabilities Act (ADA).

Kartu tersebut memuat pernyataan bahwa penggunaan masker dapat menyebabkan pemilik kartu tersebut berisiko mengalami masalah mental dan/atau fisik. Oleh karena itu, toko-toko atau pemilik usaha tak boleh memaksa pemilik kartu untuk menggunakan masker saat memasuki tempat usaha mereka.

Departemen Kehakiman setempat telah membuat pernyataan bahwa kartu tersebut palsu dan tidak ada pengecualian terkait aturan penggunaan masker. Mereka juga menyatakan bahwa ADA tak pernah mengeluarkan kartu tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement