Kamis 09 Jul 2020 12:44 WIB

Serikat Pekerja: Hampir 3.000 Penambang Positif Corona

Penambang yang positif corona merupakan para pekerja di tambang Codelco.

area pertambangan
Foto: Republika
area pertambangan

REPUBLIKA.CO.ID, Codelco: Hampir 3.000 Penambang Positif Corona

SANTIAGO -- Serikat Codelco, produsen tembaga terbesar dunia, di Cile pada Rabu (8/7) mengungkapkan bahwa hampir 3.000 penambang terinfeksi virus corona. Sehingga perusahaan tersebut didesak untuk memberikan perlindungan ekstra.

Baca Juga

Patricio Elgueta, Presiden Federasi Pekerja Tembaga (FTC), kelompok yang menaungi serikat perusahaan, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya telah mendata 2.843 pekerja yang terinfeksi virus corona hingga 5 Juli.

"Perusahaan merahasiakan basis data para pekerja, sehingga kami harus mendatanya setiap hari untuk melihat bagaimana perkembangan (infeksi)," katanya.

Codelco belum menanggapi permintaan untuk berkomentar. Sejumlah serikat dan kelompok sosial mendesak Codelco dan perusahaan-perusahaan tambang lainnya agar menghentikan operasi di sekitar pusat penambangan Calama, kota gurun yang dikelilingi cadangan tembaga terbesar di Cile.

Codelcoyang dikelolah oleh negara, yang menyerahkan seluruh keuntungan untuk kas negara, mempertahankan sebagian besar hasil tambang meski telah menutup pabrik peleburan di Chuquicamata dan memangkas jumlah pekerja sebanyak 40 persen.

Elgueta mengatakan seruan bagi perlindungan ekstra akan terus berlanjut sampai perusahaan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan ketimbang produksi. "Mereka membuat seolah-olah kami ingin menutup penambangan, tetapi kami hanya ingin melindungi nyawa dan kesehatan para pekerja," kata Elgueta.

Wabah virus corona mengganas di banyak gurun utara Cile, yang kaya akan tambang. Negara Amerika Selatan itu mencatat sedikitnya 300 ribu kasus dan 6.500 lebih dari kematian terkait Covid-19.

Menteri Pertambangan Baldo Prokurica meminta perusahaan tambang agar melindungi kesehatan pekerja saat mempertahankan produksi, sebuah keseimbangan yang semakin rumit saat infeksi melonjak di negara tersebut.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement