Kamis 09 Jul 2020 11:20 WIB

Sopir Taksi Pengantar Jenazah Covid-19 Dikarantina

Lombok Taksi menyayangkan pemaksaan penggunaan armadanya untuk angkut jenazah Covid.

Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh untuk antisipasi penyebaran virus corona di Kelurahan Bintaro, Mataram, NTB, Jumat (3/4/2020).
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh untuk antisipasi penyebaran virus corona di Kelurahan Bintaro, Mataram, NTB, Jumat (3/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Manajemen Lombok Taksi (Blue Bird Group) melakukan karantina terhadap salah seorang sopirnya karena sudah mengangkut jenazah pasien positif Covid-19 dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Sesuai saran dari Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19, sopir tersebut harus dikarantina minimal selama satu pekan untuk memastikan kondisi kesehatannya," kata Manajer Pool Lombok Taksi, Amir Muslim, di Mataram, Kamis (9/7).

Sebelumnya, ratusan warga menjemput paksa jenazah perempuan berinisial M asal Ranjok Barat, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, yang dinyatakan meninggal dunia oleh pihak RSUD Kota Mataram, akibat Covid-19 pada Senin (6/7).

Massa berhasil memboyong jenazah M pulang ke Lombok Barat dengan menggunakan alat transportasi umum, Lombok Taksi, sekitar pukul 21.00 WITA.

Amir mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya pemaksaan oleh sekelompok massa untuk penggunaan armada Lombok Taksi dalam mengantarkan jenazah positif Covid-19 di RSUD Kota Mataram.

"Pengantaran tersebut didasari oleh desakan permintaan dari massa sehingga tidak memungkinkan pengemudi kami untuk menolak desakan tersebut," ujar Amir yang didampingi Manager HR & GA, Cekas Budiman Miharja.

Segera setelah kejadian tersebut, kata dia, pengemudi yang mengangkut jenazah tersebut diminta melakukan isolasi mandiri sesuai arahan petugas terkait. Pengemudi tersebut juga dijadwalkan untuk melakukan rapid test dan pemeriksaan uji usap guna memastikan kesehatannya dalam kondisi yang fit sebelum kembali melayani pelanggan.

Selain pengemudi, lanjut Amir, pihaknya juga menerapkan protokol kebersihan dalam menghadapi penyebaran Covid-19, di mana armada yang digunakan mengangkut jenazah langsung dibersihkan secara menyeluruh dengan disinfektan. Armada tersebut juga sedang dalam masa karantina.

"Setiap hari dijemur di tengah lapangan. Minimal satu minggu satu armada ini tidak boleh ke luar dulu. Setiap dua jam sekali disemprot dengan disinfektan. Itu standar operasional prosedur yang kami lakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19," ucap Amir sambil menunjuk satu armada taksi yang dikarantina.

Manajemen Bluebird Group, kata dia, berharap pengemudinya dalam kondisi sehat dan terus memberikan dukungan termasuk kepada keluarganya pada saat masa karantina mandiri.

Bluebird Group selalu menempatkan keselamatan, baik pengemudi maupun penumpang sebagai prioritas perusahaan guna memberikan memberikan ketenangan lebih kepada para pelanggan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement