Kamis 09 Jul 2020 04:40 WIB

Garuda Jago Bawa Orang ke Luar tapi Lemah Tarik Turis Asing

Garuda ingin bawa wisatawan yang punya kemampuan membelanjakan uang besar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah wisatawan mancanegara berada di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (29/1/2020).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah wisatawan mancanegara berada di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (29/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) berencana mengubah target bisnis dalam membawa wisatawan. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra menyampaikan Garuda selama ini terlalu fokus dalam membawa warga Indonesia ke luar negeri untuk berlibur. Hal ini tak sebanding dengan kemampuan Garuda membawa wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

"Garuda sangat-sangat fokus kirim orang Indonesia ke luar tapi tidak jago bawa orang luar ke Indonesia," ujar Irfan dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Jakarta Chief Marketing Club (CMO) di Jakarta, Rabu (8/7) malam.

Irfan menyebut total pengeluaran belanja wisatawan Indonesia di luar negeri selama tahun lalu mencapai 80 miliar dolar AS. Hal ini berbanding terbalik dengan pengeluaran belanja wisman yang datang ke Indonesia yang dibawa Garuda Indonesia.

Oleh karena itu, meski ingin fokus mendatangkan wisman ke Indonesia pascacovid-19, Garuda tidak ingin sembarang mendatangkan wisman. Irfan mengaku hanya ingin mendatangkan wisman dari negara yang memiliki kemampuan membelanjakan uang (spending) di tempat wisata yang agar berdampak bagi perekonomian masyarakat. 

Irfan tidak ingin kejadian wisman China yang datang dalam jumlah banyak namun tidak memberikan manfaat bagi masyarakat Bali. Pasalnya, wisman dari China belanja di toko-toko yang memiliki afiliasi dengan orang di China dan menggunakan WeChat Pay sebagai alat pembayaran. Barang tersebut dikirim dari toko di China ke rumah-rumah wisman yang juga berada di China.

"Transaksi di Bali bayar pakai e-wallet WeChat, artinya kita tidak dapat apa-apa walau mereka masuk ke Indonesia. Ini yang sedang dipikirkan Garuda dan Kemenpar Garuda," ucap Irfan. 

Garuda berencana menggaet pasar wisman dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang memiliki spending lebih besar daripada wisman China. Kata Irfan, Garuda tengah mematangkan proses membuka rute penerbangan langsung dari negara-negara di Eropa dan AS ke Denpasar, Bali.

"Dengan begitu turis AS dan Eropa tidak lagi mampir di Doha, Singapura, atau Bangkok tapi langsung ke Denpasar, dari Denpasar bisa ke destinasi lain di Indonesia seperti Labuan Bajo, Jogja, Danau Toba dan Raja Ampat," ungkap Irfan. 

Selain Eropa dan AS, Irfan menyebut wisman India sebagai pasar yang potensial. India sendiri sudah masuk dalam rencana bisnis pembukaan rute baru Garuda ke Denpasar pada awal tahun namun harus tertunda akibat pandemi.

"Kita akan mendapat dukung besar dari Kemenpar untuk terbang langsung dari India. Pasarnya besar dan ada segmen market yang menarik yang kita bisa bawa ke Bali," ucap Irfan. 

Tak hanya membuka rute penerbangan langsung dari Eropa dan AS, Garuda juga ingin menyesuaikan waktu kedatangan dan keberangkatan wisman di Bali. Hal ini penting menurut Irfan agar memberikan kenyamanan bagi para wisman yang berlibur di Bali.

"Saya upayakan waktu kedatangan dan keberangkatan disesuaikan, agar turis dari luar tiba Bali itu jangan malam, baliknya pagi, mereka malas. Kalau bisa kita ubah, sudah ada beberapa penerbangan yang kita upayakan," kata Irfan menambahkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement