Rabu 08 Jul 2020 20:06 WIB

Madrasah tanpa Akses Listrik dan Internet, Jatim Teratas

Ada belasan ribu madrasah di Indonesia tak memiliki akses listrik dan internet.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andri Saubani
Seorang guru memeriksa suhu badan calon murid yang akan mengikuti ujian berbasis komputer dan tes kemampuan membaca Al Quran di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Banda Aceh, Aceh, Rabu (10/6). (ilustrasi)
Foto: Antara/Ampelsa
Seorang guru memeriksa suhu badan calon murid yang akan mengikuti ujian berbasis komputer dan tes kemampuan membaca Al Quran di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Banda Aceh, Aceh, Rabu (10/6). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi, menyebut ada belasan ribu madrasah yang tidak memiliki akses listrik maupun internet. Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Agama (Kemenag), madrasah tanpa akses listrik dan internet terbanyak di Jawa Timur (Jatim).

"Daerah (yang tidak mendapat akses listrik dan internet) Jawa ada, luar Jawa juga ada. Data yang didapat Direktorat KSKK Madrasah ini pertahun 2020," ujar Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah, Ahmad Umar, saat dihubungi Republika, Rabu (8/7).

Baca Juga

Umar menegaskan perihal madrasah yang belum mendapatkan akses ini tidak ada hubungannya dengan kepemilikan swasta atau negeri. Ia menyebut, patokannya dilihat dari segi wilayah.

Jika di wilayah tersebut belum mendapat fasilitas listrik maupun internet, maka madrasah juga terkena imbasnya. Ia lantas menyebut minimnya akses tidak terpaku hanya di wilayah luar Pulau Jawa saja. Di Jawa Barat, contohnya, ia menyebut dua akses ini tidak bisa didapatkan dengan bebas jika berada di daerah pegunungan.

"Ada banyak faktor yang menyebabkan madrasah tidak mendapat akses tersebut. Salah satunya memang belum tersedianya jaringan internet atau listrik," lanjutnya.

Untuk mengatasi keterbatasan akses internet, Kemenag telah melakukan kerja sama dengan empat penyedia layanan internet. Ada dua model kerja sama yang dilakukan Kemenag dengan provider di Indonesia.

Bagi santri maupun santriwati pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kemenag menyediakan layanan internet gratis. Sementara di luar itu, Kemenag menyediakan paket internet dengan harga terjangkau.

Umar menyebut tersedia diskon hingga 60 persen bagi siswa-siswi madrasah yang ingin mengakses internet melalui empat provider yang telah melakukan kerja sama. Empat provider ini adalah Telkomsel, XL, Indosat, dan 3.

Kerja sama ini dilakukan sejak April 2020 dan diperpanjang hingga Desember. Perpanjangan dilakukan mengingat kondisi Covid-19 di Indonesia masih belum mereda.

"Kami berusaha untuk hadir di saat masyarakat merasakan sulitnya ekonomi. Kami tidak ingin menjadi beban, terkait pembelajaran di madrasah," kata dia.

Selanjutnya, Umar mengatakan, Kemenag sepenuhnya sadar jika solusi yang diberikan ini belum bisa menjangkau seluruh madrasah yang ada. Namun, ia berharap setidaknya hal tersebut dapat meringankan beban madrasah.

Dari data yang didapat Republika, madrasah yang belum mendapat akses internet terbanyak berada di Jatim sebesar 3.193 lembaga dari total 20.293 madrasah. Tertinggi kedua ditempati Jawa Barat dengan 2.684 madrasah dari total 15.641 lembaga.

Jatim juga tercatat sebagai wilayah dengan madrasah yang tidak memiliki listrik terbanyak. Ada 2.945 sekolah yang tidak mendapat akses ini. Di bawahnya ada Jawa Barat dengan 2.522 madrasah.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VIII DPR/RI, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi, memaparkan belasan ribu madrasah belum memiliki jaringan internet. Bahkan, ada madrasah yang belum dialiri listrik.

"Kementerian Agama telah memiliki data madrasah yang tidak memiliki jaringan listrik sejumlah 11.998 madrasah dan (yang tidak memiliki akses) internet (sebanyak) 13.793 madrasah," ujarnya dalam RDP, Selasa (7/7) lalu.

Ia menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan belasan ribu madrasah mendapat kendala tersebut. Pertama, memang di wilayah tersebut belum masuk listrik. Faktor lainnya, sudah tersedia listrik namun madrasah belum memasangnya.

photo
Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan protokol kesehatan bagi pesantren pada masa pandemi virus corona atau Covid-19. - (Pusat Data Republika, Kemenag, )

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement