Rabu 08 Jul 2020 19:06 WIB

Tenaga dan Alat Kesehatan Minim Malut, Ini Kata Muhadjir

Kasus Covid-19 di Maluku Utara dalam kendali. 

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy (tengah) melihat langsung penerapan protokol penanganan COVID-19. Kunjungan Menko PMK itu mengecek langsung pengetatan pengawasan, Ketersediaan perlengkapan dan Kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol Kesehatan.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy (tengah) melihat langsung penerapan protokol penanganan COVID-19. Kunjungan Menko PMK itu mengecek langsung pengetatan pengawasan, Ketersediaan perlengkapan dan Kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol Kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sekaligus Ketua Dewan Pengarah Gugus Tugas Covid-19 Muhadjir Effendy mengatakan, akan mengirimkan tenaga kesehatan dan memenuhi fasilitas kesehatan di Maluku Utara (Malut). Sebab, di Maluku Utara, saat ini, kekurangan tenaga kesehatan. Sementara kasus Covid-19 di sana sampai (5/7), terkonfirmasi sebanyak 953 orang dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 123 orang.

"Semua kami siapkan dari fasilitas sampai tenaga kesehatan. Saya, Pak Menkes, dan Kepala Gugus Tugas sudah menidaklanjuti hal tersebut. Kami ingin menjaga Maluku dan Maluku Utara betul-betul bisa melanjutkan aktivitas ekonomi dengan baik," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (8/7).

Dikatakan Muhadjir, berdasarkan informasi yang diperoleh, dapat dikatakan kasus Covid-19 di Maluku Utara masih berada dalam kendali. Memang tingkat kesembuhannya masih rendah tetapi angka kematian nya juga jauh dibawah rata-rata nasional.

Dia menambahkan, telah mengirimkan bantuan berupa mesin PCR, PCR kit, ventilator dan alat pelindung diri seperti masker dan pakaian hazmat. "Pak Kepala Gugus Tugas sudah bilang untuk alat PCR sudah dikirim. Dan untuk tenaga kesehatannya nanti kami akan berkunjung ke Ternate untuk bicarakan teknisnya," kata dia.

Menurutnya, keterlibatan berbagai pihak seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI/Polri dan anggota legislatif sangat penting khususnya memberikan pemahaman dan menciptakan kedisplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan Covid-19.

"Jangan sampai kami lengah penyebaran virus Covid-19 yang zona hijau menjadi zona kuning atau bisa saja yang zona hijau menjadi zona merah. Maka, kami harus hati-hati dan bekerja sama untuk menangani hal ini," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku Utara (Malut) mencatat, pasien positif infeksi virus SARS-CoV-2 di provinsinya bertambah 10 orang. Konfirmasi itu didapat berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen tes cepat molekuler RSU Chasan Boesoerie, Prodia Ternate, dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. 

"Untuk 10 orang pasien positif baru di Malut ini berasal dari Kota Ternate," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Malut, dr Alwia Assagaf, melalui siaran pers di Media Center Ternate, Jumat (3/7).

Dengan tambahan 10 pasien tersebut, maka Provinsi Malut memiliki 950 orang terkonfirmasi positif Covid-19 per Jumat. Menurut Alwia, untuk kasus sembuh sesuai laporan pemeriksaan follow-up melalui polymerase chain reaction (PCR) BBLK Makassar dengan hasil negatif kedua, yakni pasien 138 berinisial SU asal Kota Ternate dan pasien 178 berinisial WN asal Kota Tidore Kepulauan.

Malut telah memiliki pasien sembuh berjumlah 119 orang dan meninggal dunia 32 orang. Selain itu, menurut Alwia, untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) mencapai 1.589 orang, Orang Dalam Pemantuan (ODP) 103 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 34 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement