Rabu 08 Jul 2020 18:48 WIB

6.000 Warga Rusia di Bali Ingin Dipulangkan

Lebih dari 4.000 warga Rusia sudah dipulangkan dari Bali

Red: Nur Aini
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, per April lalu sebanyak 6.000 warga negara Rusia ingin dipulangkan dari Bali, di tengah situasi pandemi Covid-19.

Lyudmila menyampaikan hal itu dalam temu media rutin yang digelar secara virtual, Rabu (8/7), menambahkan, Kedutaan Besar Rusia di Jakarta sudah memfasilitasi kepulangan sebagian dari jumlah tersebut.

Baca Juga

"Kami telah menjalankan 13 penerbangan ke dan dari Denpasar. Pada April, kami mencatat sekitar 6.000 warga Rusia yang ingin pulang dari Bali dan lebih dari 4.000 orang di antaranya sudah direpatriasi hingga saat ini," kata dia.

Menurut data Pemerintah Rusia, sejak wabah merebak secara global mulai Maret, warga Rusia yang direpatriasi dengan bantuan Kedutaan Besar di seluruh dunia sekitar 50 ribu. Lebih dari 30 ribu di antara mereka pulang dengan pesawat maskapai Rusia, sementara sisanya pulang dengan pesawat maskapai asing dan sewaan.

"Kami merencanakan, setidaknya, satu penerbangan lagi untuk memulangkan (warga Rusia dari Bali). Kebanyakan pesawat yang digunakan adalah dari maskapai nasional kami," ujar Lyudmila menambahkan.

Rusia mengonfirmasi, hampir 700 ribu kasus positif Covid-19 dari 21,5 juta tes yang telah dilakukan, dengan 460 ribu pasien sembuh dan sekitar 10 ribu pasien meninggal dunia. Walaupun dengan angka kasus itu Rusia berada di posisi tertinggi ke-4 dunia, pemerintahnya menyatakan saat ini kasus baru harian sudah rendah, yakni kurang dari 1 persen.

"Langkah karantina oleh pemerintah menunjukkan hasil yang bagus... kurva sudah melandai dan negara kami mulai secara perlahan mencabut aturan pembatasan yang sebelumnya sangat ketat, sehingga kehidupan kembali ke normal baru," kata Lyudmila.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement