Rabu 08 Jul 2020 17:03 WIB

Jakarta Alami Lonjakan Kasus Covid Saat RI Cetak Rekor Baru

Terdapat penambahan 344 kasus baru Covid-19 di Jakarta dalam 24 jam terakhir.

Sejumlah warga saat berolahraga pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta, Ahad (5/7). Tingginya animo warga untuk berolahraga tanpa menerapkan pembatasan jarak fisik dan protokol kesehatan berpotensi membuat HBKB menjadi klaster baru penularan Covid-19. (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga saat berolahraga pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta, Ahad (5/7). Tingginya animo warga untuk berolahraga tanpa menerapkan pembatasan jarak fisik dan protokol kesehatan berpotensi membuat HBKB menjadi klaster baru penularan Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Amri Amrullah, Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan penambahan 344 kasus baru Covid-19 pada Rabu (8/7). Terjadi penambahan signifikan dari sehari sebelumnya pada Selasa (7/7) sebanyak 199 kasus positif.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti menerangkan, banyak dari 344 kasus tersebut berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari luar negeri. Mereka, kata Widyastuti, beralamat tinggal dari berbagai provinsi, namun untuk sementara transit dan menjalani isolasi di Jakarta sebanyak 51 orang.

Selain itu, dia mengatakan, meningkatnya signifikan penambahan kasus hari ini, karena laporan kasus akumulasi dalam satu bulan terakhir.

"Di mana akumulasi kasus satu bulan terakhir yang baru dilaporkan dari salah satu Laboratorium RS sebanyak 36 orang," katanya, Rabu (8/7).

Widyastuti juga mengatakan penambahan hari ini karena faktor penemuan kasus baru dari rumah sakit dan puskesmas, baik dari pasien. Di mana hasil contact tracing maupun active case finding sebanyak 257 orang. Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 13.069 kasus. Dari jumlah tersebut, 8.424 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 667 orang meninggal dunia.

"Dan sampai dengan hari ini kami laporkan, 417 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.561 orang melakukan self isolation di rumah. Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 481 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 761 orang," paparnya.

Widyastuti menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19. Lab itu berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSKD Duren Sawit sejak 9 April 2020 dan membangun jejaring dengan 45 laboratorium pemeriksa Covid-19.

Secara kumulatif, pemeriksaan PCR sampai dengan 7 Juli 2020 sebanyak 356.529 sampel. Pada 7 Juli 2020, dilakukan tes PCR pada 3.768 orang, 3.202 di antaranya dilakukan untuk penegakan diagnosis baru, dengan hasil 308 positif dan 2.894 negatif.

Untuk pemetaan kelompok rawan, dilakukan pemeriksaan rapid test. Di mana 256.603 orang telah menjalani rapid test, dengan hasil 8.947 orang atau setara dengan 3,5 persen, dinyatakan reaktif Covid-19 dan 247.656 orang dinyatakan non-reaktif.

"Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah," terangnya.

Pemprov DKI Jakarta saat ini juga menyiapkan Grha Sehat sebagai tempat isolasi mandiri bagi warga dari pemukiman padat yang secara lokasi dan tempat tinggal tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri dalam penanganan Covid-19. Grha Sehat adalah hasil kerja sama Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta.

Ketua DRD Provinsi DKI Jakarta, Kemas Ridwan Kurniawan mengatakan, Grha Sehat rencananya akan dibuat di kecamatan atau kelurahan yang masih berstatus zona merah pandemi Covid-19.

"Tahap awal, Grha Sehat sudah tersedia di GOR Pademangan berkapasitas sebanyak 20 unit atau bilik perawatan," ujar Kemas, Selasa (7/7).

Ia menjelaskan, penyediaan fasilitas bilik isolasi mandiri ini bertujuan agar warga yang positif Covid-19 dapat menjalani perawatan secara maksimal serta tidak jauh dari lokasi tempat tinggal. Hal ini melihat fakta sebagian besar warga di pemukiman padat penduduk, akan sulit untuk melakukan isolasi diri karena keterbatasan tempat.

"Sebagian besar warga yang positif Covid-19 yang tinggal di pemukiman padat penduduk kesulitan untuk melakukan isolasi mandiri. Sementara, untuk dirawat di Wisma Atlet ada yang merasa terlalu jauh dari tempat tinggal. Grha Sehat ini kami harapkan bisa menjadi solusi," terangnya.

Lonjakan kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta bersamaan dengan rekor baru penambahan kasus positif Covid-19 secara nasional pada hari ini, dengan 1.853 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Penambahan kasus terbanyak sebelumnya sempat tercatat pada Kamis (2/7) dengan 1.624 kasus positif baru. Per hari ini, total konfirmasi kasus positif Covid-19 di Tanah Air sudah mencapai 68.079 orang.

Selain itu, pemerintah juga merilis ada penambahan 800 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh, sehingga totalnya menjadi 31.585 orang. Sedangkan pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 bertambah sebanyak 50 orang, sehingga jumlahnya menjadi 3.359 orang yang meninggal dunia.

Penambahan kasus baru yang terus meningkat ini, menurut Yurianto, menunjukkan bahwa masih banyak kelompok masyarakat rentan tertular yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang dimaksud adalah penjagaan jarak, penggunaan masker, dan kebiasaan baru untuk mencuci tangan dengan sabun.

"Protokol kesehatan menjadi mutlak. Ini kita harapkan menjadi kesadaran bersama agar penambahan kasus baru bisa terkendali," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Sebelumnya, Yurianto menyampaikan pemerintah saat ini tengah fokus menangani daerah dengan kasus Covid yang semakin meningkat. Angka kasus Covid tertinggi saat inipun tercatat masih ada di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Sellatan, dan DKI Jakarta.

“Kita saat ini harus lebih fokus pada beberapa provinsi yang kecenderungan angka kasus positifnya cenderung untuk meningkat. Oleh karena itu, permasalahan covid hendaklah diintervensi dengan mengedepankan aspek kesehatan masyarakat,” ujar Yurianto saat konferensi pers, Selasa (7/7).

Kendati demikian, peran serta masyarakat juga menjadi faktor penentu lainnya dalam mengendalikan penyebaran kasus Covid. Salah satunya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan sehingga dapat mengurangi beban layanan rumah sakit dalam menangani covid.

photo
Angka kematian Covid-19 per 100 ribu penduduk - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement