Rabu 08 Jul 2020 14:11 WIB

Lockdown Baru Rugikan Australia 1 Miliar Dolar per Pekan

Australia juga akan menutup perbatasan dan menerapkan sistem izin lintas.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Gedung Opera di Sydney, Australia. Akibat lockdown kedua, ekonomi Australia diprediksi rugi satu miliar dolar Australia per pekan.
Foto: pixabay
Gedung Opera di Sydney, Australia. Akibat lockdown kedua, ekonomi Australia diprediksi rugi satu miliar dolar Australia per pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perekonomian Australia diperkirakan terpukul karena pembatasan sosial yang diberlakukan kembali oleh negara bagian Victoria akibat munculnya lagi wabah corona. Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg menyampaikan perekonomian Australia bisa merugi hingga 1 miliar dolar Australia atau 700 juta dolar AS setiap pekannya.  

Baca Juga

Lockdown yang diperbarui di ibu kota Victoria, Melbourne, akan

dimulai dari tengah malam setidaknya selama enam minggu. Kafe, bar, restoran, penata rambut dan pusat kebugaran akan dibatasi. Sekitar 4,9 juta orang akan dilarang keluar rumah mereka kecuali untuk urusan penting.

Negara bagian tersebut juga akan menutup perbatasan dengan New South Wales yang biasanya sibuk dan bernilai ekonomi cukup signifikan. Pembatasan ini dimulai pada tengah malam hari Selasa dan memutus pergerakan antara dua negara bagian yang paling padat penduduknya tersebut.

"Biaya ekonomi di Victoria bisa mencapai satu miliar dolar Australia per pekannya, dan itu akan sangat memukul bisnis," kata Frydenberg kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Lebih lanjut, Frydenberg mengatakan, perkiraan itu didasarkan pada nilai ekonomi Victoria yang sekitar seperempat dari ekonomi nasional. Pembatasan baru terpaksa dilakukan setelah lonjakan infeksi Covid-19 di Melbourne yang memicu kekhawatiran gelombang kedua yang lebih luas.

Pihak berwenang bergegas membuat sistem untuk mengeluarkan izin perjalanan kepada orang-orang akan yang melintasi perbatasan. Setiap harinya, ratusan petugas polisi dan pasukan militer harus dikerahkan untuk memantau penutupan.

"Orang-orang yang diberikan izin adalah mereka yang tinggal di kota-kota perbatasan dan sering bepergian untuk bekerja dan sekolah," katanya dilansir Reuters, Rabu (8/7).

Namun, laman yang dibuat untuk mengeluarkan izin itu down segera setelah diluncurkan pada Selasa malam. Otoritas mengatakan lebih dari 44 ribu orang sudah mendaftar. Penduduk juga masih bisa bepergian dengan dokumen yang menunjukkan kelayakan mereka untuk memperoleh izin.

Orang-orang yang tertangkap melintasi perbatasan tanpa izin akan menghadapi hukuman termasuk denda 11 ribu dolar Australia atau 7.700 dolar AS dan hukuman penjara enam bulan. Hingga saat ini, total keseluruhan kasus di Australia hampir mencapai 8.800 kasus Covid-19 dan 106 kematian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement