Jumat 31 Jul 2020 04:40 WIB

Sumbangsih Sarjana Muslim untuk Sterilisasi Air

Ilmuwan Muslim mengembangkan metode pemurnian air

Foto: republika
Sterilisasi air (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Metode pemurnian air bekas atau air kotor dikenal sebagai salah satu metode yang tua dalam peradaban. Ilmuwan Muslim mengembangkan metode pemurnian air lama yang ditemukan di peradaban kuno.

Metode ini adalah sterilisasi air agar layak konsumsi. Di masa lalu, kualitas air diukur dengan bergantung pada spesifikasi fisik air seperti rasa, warna, bau, dan suhu. Dalam tradisi peradaban Islam terdapat pula metode sterilasi air. Berikut ini sejumlah metode steriliasi air menurut tradisi Islam:  

> Sedimentasi (Pengendapan)

Muncul abad ke-9, oleh At-Tatari bidang kedokteran, meski masih samar. Dia menambahkan juga aluminium sulfat atau dikenal dengan as-syab. Percobaan ini juga dilakukan At-Tami mi yang melakukan pengendapan dengan koagulasi. Air yang keruh dapat digunakan untuk mencuci tetapi tidak untuk diminum. 

> Penyaringan

Tahap ini diuji coba Abu Bakar ar-Razi, Ibnu Sina, dan Ibnu Qayim al-Jauzi. Ar-Razi yang dikenal sebagai dokter menyebutkan beberapa metode untuk menyaring air yang keruh dan penuh oleh banyak kotoran. Salah satunya penyaringan lewat penguapan.    

> Sterilisasi

Tujuannya menghilangkan bakteri. Air dapat diminum jika direbus hingga mendidih dan sampai air habis seperempat dari tempat perebusan. Metode ini diadopsi untuk desalinasi air di pabrik yang mirip dengan pasteurisasai ahli kimia Prancis Louis Pasteur. 

Sumber: Harian Republika

Pengolah: Nashih Nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement