Rabu 08 Jul 2020 07:43 WIB

11 Embung Dibangun Cegah Kebakaran Hutan

Desa yang memiliki kebakaran hutan akan sulit mencairkan dana desanya.

Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, membangun sebelas embung untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau tahun ini.

Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Sumsel, Selasa, mengatakan kesebelas embung itu berada di Kecamatan Rambutan, Banyuasin I, Talang Kelapa, Tanjung Lago, Air Kumbang, Muara Padang, Muara Sugihan, Air Saleh, Makartijaya, Pulau Rimau, dan Tungkal Ilir.

"Sarana dan prasarana terus kami siapkan, mulai dari personel hingga pembuatan embung," kata Askolani.

Dari 11 kecamatan itu, terdapat terdapat lima kecamatan yang lebih diperhatikan karena pada tahun lalu terdapat 6.813 titik api di kawasan itu. Lima kecamatan itu yakni Cengal, Tulung Selapan, Pangpangan, Pedamaran, dan Mesuji.

Sementara itu, Wakil Bupati Ogan Komering Ilir Djafar Shodiq mengatakan karhutla yang terjadi pada tahun lalu sebagian berasal dari konsesi perusahaan. Oleh karena itu, pihaknya menegaskan perusahaan perkebunan maupun hutan tanaman industri (HTI) di daerah itu untuk dapat menjaga lahannya agar tidak kembali terbakar.

"Kalau sampai terbakar tahun ini akan kami tindak tegas, sesuai dengan proses. Bahkan, kalau pelanggaran sudah luar biasa otomatis perlu dicabut (izin) itu," kata dia.

Sementara untuk masyarakat, kata dia, pemkab melakukan pendekatan yang humanis, dengan dirinya pun terjun langsung ke lapangan untuk memberikan edukasi agar warga tidak menggunakan teknik bakar dalam membuka lahan.

"Kadang saya tekan juga ke pihak desanya kalau terjadi kebakaran maka dana desa bakal sulit cair," kata Djafar.

Ia mengatakan secara kesiapan, sebetulnya pihaknya telah siap untuk mencegah karhutla dengan tersedianya embung dan sekat kanal di daerah rawan. Bahkan, kata dia, pihaknya pun telah mendapatkan dana bantuan gubernur senilai Rp 8 miliar untuk membeli peralatan penanganan karhutla yang tidak habis pakai.

OKI pun merupakan daerah yang mendapat alokasi tertinggi dari 10 daerah rawan karhutla di Sumsel. “Kami mendapat yang paling banyak karena lahan gambut di OKI memang yang terluas di Sumsel. Nantinya itu digunakan untuk beli sarana prasarana karhutla,” kata dia.

Luas lahan gambut yang berada di Kabupaten OKI mencapai 769.000 hektare (ha), sementara total luas lahan gambut di Sumsel mencapai 1,4 juta ha.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement