Rabu 08 Jul 2020 02:58 WIB

Pemkot Cirebon Intensifkan Sosialisasi dan Edukasi Covid-19

Masyarakat juga diminta sadar bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Rep: Lilis sri handayani/ Red: Esthi Maharani
Simulasi penanganan pasien corona (ilustrasi).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Simulasi penanganan pasien corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemkot Cirebon akan mengintesifkan sosialisasi dan edukasi mengenai Covid-19 kepada masyarakat. Masyarakat juga diminta sadar bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, usai rapat koordinasi dalam rangka persiapan Sosialisasi dan Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan Penanganan dan Pengendalian Covid-19 di ruang Adipura Kencana Balaikota Cirebon, Selasa (7/7).

‘’Kita memiliki dua misi,’’ kata Azis.

Misi pertama, yakni secepatnya mengetahui masyarakat Kota Cirebon yang terpapar Covid-19. Selain itu, mengupayakan agar mereka yang positif Covid-19 segera diisolasi dan disembuhkan agar tidak menularkan kepada orang lain.

 

Misi kedua, yaitu membuat masyarakat Kota Cirebon sadar bahwa Covid-19 belum berakhir. Karena itu, masyarakat harus tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

‘’Jangan sampai pemerintah daerah balik lagi ke belakang yaitu mengambil langkah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),’’ cetus Azis.

Untuk itu, sosialisasi dan edukasi serta pembinaan dan pengawasan (binawasdal) akan digelar secara serentak mulai Rabu (8/7). Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di semua kecamatan yang ada di Kota Cirebon.

Dengan sosialisasi dan edukasi, diharapkan masyarakat menyadari bahwa pandemi Covid-19 masih ada. Namun, masyarakat juga tetap mesti produktif. Karenanya, adaptasi kebiasaan baru yang merupakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 harus terus dilakukan.

‘’Sweeping masker juga akan dilakukan,’’ tegas Azis.

Siapapun yang tidak menggunakan masker, akan mendapatkan pembinaan. Sedangkan untuk pemberian sanksi, tidak bisa dilakukan karena Perwali tidak memberikan ruang untuk itu. N lilis sri handayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement