Selasa 07 Jul 2020 17:52 WIB

Cadev Dekati Rekor Tertinggi, Rupiah Menguat

Rupiah diprediksi masih menguat esok.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Ahad (7/6/2020). Nilai tukar rupiah diperkirakan bakal melanjutkan tren penguatan pada Rabu (8/7).
Foto: ANTARA/RENO ESNIR
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Ahad (7/6/2020). Nilai tukar rupiah diperkirakan bakal melanjutkan tren penguatan pada Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS di tengah sejumlah sentimen positif dari luar dan dalam negeri pada Selasa (7/7). Salah satunya, cadangan devisa yang mendekati rekor tertinggi.

Baca Juga

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan, indeks dolar AS melemah dan diperkirakan tetap melemah esok hari. Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup menguat 50 poin di level Rp 14.440 per dolar AS dari penutupan sebelumnya.

"Dalam perdagangan besok, rupiah kemungkinan diperdagangkan menguat di rentang tipis di level Rp 14.410-Rp 14.490," kata Ibrahim kepada media.

Sejumlah faktor eksternal yang memengaruhi adalah data ekonomi AS yang terus menunjukkan perbaikan. Rilis data aktivitas industri jasa menunjukkan peningkatan jauh dari ekspektasi pasar sekitar 50,2 persen sebesar 57,1 persen.

Data yang terus meningkat memberikan dorongan terbaru untuk kepercayaan dalam pemulihan ekonomi di seluruh dunia dari pandemi Covid-19. Selain itu, pasar menunggu lebih detail rencana Pemerintah Inggris mendukung pergerakan ekonominya.

Dari sisi internal, peningkatan cadangan devisa (cadev) Indonesia dalam tiga bulan beruntun setelah tergerus tajam di bulan Maret, telah membawa sentimen positif. Posisi cadangan devisa pada Juni bahkan mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni 132 miliar dolar AS yang pernah dibukukan Januari 2018.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa di bulan Juni sebesar 131,7 miliar dolar AS. Berdasarkan rilis BI, penerbitan surat utang pemerintah dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) membantu mendongkrak cadangan devisa.

Di samping itu, DPR sedang menggarap RUU Perjanjian Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Swiss. Ini bertujuan agar dana yang terparkir di Bank Swiss sebesar 1.000 triliun dolar AS bisa kembali ke Indonesia.

"Kalau seandainya dana tersebut bisa dipindahkan maka perekonomian Indonesia akan semakin baik dan ini yang menjadi katalis positif buat pasar sehingga arus modal asing kembali masuk dalam pasar dalam negeri," kata Ibrahim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement