Selasa 07 Jul 2020 17:38 WIB

Produksi APD, Sritex Rambah Pasar Internasional

Penjualan APD dan masker menopang performa keuangan Sritex di Q1-2020. 

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Produk APD PT Sritex.  Perusahaan tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex berpeluang merambah pasar internasional di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan berencana mengekspor Alat Pelindung Diri (APD) berupa coverall dan masker non-medis.
Foto: istimewa
Produk APD PT Sritex. Perusahaan tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex berpeluang merambah pasar internasional di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan berencana mengekspor Alat Pelindung Diri (APD) berupa coverall dan masker non-medis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex berpeluang merambah pasar internasional di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan berencana mengekspor Alat Pelindung Diri (APD) berupa coverall dan masker non-medis.

Baca Juga

Corporate Secretary Sritex, Welly Salam, mengatakan, perusahaan sudah melayani permintaan pembuatan APD sejak Maret lalu. Perusahaan menyambut baik relaksasi kebijakan bagi produsen APD mengeskpor ke negara lain melalui Permendag No. 57 Tahun 2020.

"Sebagai produsen APD tersertifikasi ISO 16604 Class 3, hal ini akan meluaskan pasar APD yang diproduksi oleh Sritex untuk merambah ke pasar internasional," kata Welly, Selasa (7/7).

Welly menjelaskan, hingga 31 Maret 2020, penjualan APD dan masker Sritex telah mencapai 20 juta dolar AS atau setara dengan Rp 288 miliar. Menurut Welly, penjualan APD dan masker ini pula yang menopang performa keuangan Sritex di kuartal I 2020. 

Laba bersih perusahaan di kuartal I 2020 membaik dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya menjadi 28,2 juta dolar AS atau setara Rp 406,4 miliar. Perolehan tersebut meningkat tipis sebesar 0,62 persen secara tahunan.

Divisi garment menjadi sektor usaha yang bertumbuh terbesar berkontribusi sebanyak 77,7 juta dolar AS atau setara Rp 1,2 triliun. Perolehan tersebut meningkat 3,51 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 75,1 juta dolar AS atau Rp 1,08 triliun. 

Secara umum, Welly mengakui, kinerja perseroan terdampak dengan adanya penundaan order dari sebagian pembeli, tapi tidak signifikan. Hingga akhir kuartal I 2020, total penjualan mencapai 316,6 juta dolar AS atau Rp 4,5 triliun.

Menurut Welly, dibukanya kembali beberapa negara dan kota besar di Indonesia melalui penerapan New Normal dapat membangkitkan kembali roda ekonomi nasional. "Semangat baru ini kami harapkan bisa memulihkan perlambatan ekonomi yang sempat terjadi di semester pertama tahun ini," kata Welly.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), memutuskan Perseroan akan membagikan dividen sebesar Rp 20,4 miliar dari laba bersih tahun buku 2019. Dividen yang dibagikan tidak sebesar tahun sebelumnya karena perseroan memandang perlu menjaga likuiditas di masa pandemi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement