Senin 06 Jul 2020 23:08 WIB

Mitos dan Fakta Robot Kolaboratif Gusur Pekerjaan Manusia

Produsen mulai tertarik pada sistem otomatisasi cobot.

Robot perang milik tentara Amerika (ilustrasi)
Foto: thesun.co.uk
Robot perang milik tentara Amerika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, Robot Kolaboratif (collaborative robot/cobot) menjadi pusat perhatian dalam modernisasi industri dan pabrik. Di Indonesia, produsen mulai tertarik pada sistem otomatisasi ini.

Pabrik-pabrik berencana memanfaatkan potensi industri Indonesia melalui adopsi teknologi otomatisasi. Saat teknologi robot dan otomatisasi meningkat, munculah mitos-mitos dan kesalahpahaman, seperti kemungkinan teknologi tersebut akan menggusur manusia dan memperburuk resiko kerja di pabrik.

Baca Juga

Berikut beberapa mitos tentang cobot menurut Darrell Adams, Head of Southeast Asia & Oceania, Universal Robots dalam siaran pers, Senin (6/7).

Cobot gusur pekerjaan manusia?

Data Statistik Indonesia (BPS) mengungkapkan, tingkat partisipasi angkatan kerja untuk pria dan wanita masing-masing tercatat sebesar 82,68 persen dan 51,88 persen.

Dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang rendah dan konstan bagi kaum perempuan di Indonesia, para perempuan khawatir kalau pekerjaan mereka akan digantikan oleh robot.

Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), hanya 14 persen pekerjaan yang dapat sepenuhnya menerapkan otomatisasi.

Studi Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2022, robot akan menciptakan lebih dari 133 juta lapangan pekerjaan secara global.

Namun bagaimanapun, tetap tidak akan ada mesin yang bisa menggantikan ketangkasan, pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan kreativitas manusia.

Otomatisasi robot untuk operasi skala besar yang kompleks

Saat orang berpikir tentang robot, di dalam pikiran mereka seringkali terbayang akan mesin besar, memproses perakitan dan pengolahan kayu misalnya, yang mengantre untuk diolah oleh mesin otomatis.

Kenyataannya, dengan cobot, perusahaan dapat menggunakannya untuk tugas yang paling sederhana sekalipun. Terlepas dari skala outputnya, cobot dapat digunakan untuk proses yang berulang-ulang, manual, atau berpotensi berat bagi pekerja-pekerja manusia, seperti memilih dan menempatkan barang, pengemasan, memasang sekrup, perekatan, pembuangan, dan pengelasan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement