Senin 06 Jul 2020 17:14 WIB

Prancis Terbuka Belajar dari Kasus Djokovic

Prancis Terbuka memungkinkan stadion terisi hingga 60 persen dari kapasitas biasa.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Turnamen tenis  Grand Slam Prancis Terbuka (ilustrasi)
Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes
Turnamen tenis Grand Slam Prancis Terbuka (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Belajar dari kasus turnamen tenis Adria Tour yang digelar Novak Djokovic, penyelenggara Grand Slam Prancis Terbuka akan mengambil setiap tindakan pencegahan. Ini untuk memastikan grand slam tidak menemui nasib yang sama.

Djokovic, petenis nomor satu dunia, mendapat kecaman setelah acara amal itu dimainkan di depan kerumunan yang penuh sesak di Serbia dan Kroasia. Para pemain saling memeluk dan berpose untuk berfoto bersama. Kemudian Djokovic, Grigor Dimitrov, Borna Coric, dan Viktor Troicki semuanya dinyatakan positif virus corona.

Prancis Terbuka akan memungkinkan stadion terisi hingga 60 persen dari kapasitas biasa di Roland Garros. Turnamen lapangan tanah liat itu dijadwalkan kembali dimulai pada 27 September.

"Mungkin ada orang yang terlalu percaya diri di sana," kata direktur turnamen Prancis Terbuka Guy Forget mengatakan kepada Reuters, Senin (6/7). “Untunglah tidak ada yang terluka parah, tetapi bahkan beberapa kasus terlalu banyak, dan kami ingin menghindarinya sebanyak yang kami bisa."

Prancis mulai melonggarkan lockdown pada bulan Mei tetapi telah melaporkan lebih dari 500 kasus setiap hari dalam beberapa hari terakhir. Masker pelindung akan wajib bagi siapa pun yang bepergian di dalam Roland Garros.

Federasi Tenis Prancis (FFT) mengharapkan sekitar 20 ribu penonton sehari selama tahap awal turnamen dua pekan dan sekitar 10 ribu per hari pada akhir pekan terakhir.

Forget mengatakan, turnamen yang sukses perlu memiliki semacam kerumunan. "Kami semua melihat sepak bola di televisi, itu luar biasa tetapi ada sesuatu yang hilang tanpa orang banyak," kata mantan pemain nomor empat dunia itu. "Kami bekerja erat dengan pemerintah untuk memastikan dapat menyediakan kerumunan sementara masih mengikuti langkah-langkah keamanan yang sangat ketat."

Sementara itu AS Terbuka di New York, yang dijadwalkan mulai pada 31 Agustus, tidak akan ada penonton dan beroperasi di bawah protokol kesehatan yang ketat, termasuk membatasi jumlah rombongan masing-masing pemain.

Forget mengatakan, penyelenggara Prancis Terbuka tidak merencanakan sesuatu yang ketat dan bahkan berharap untuk mengurangi pembatasan. "Untunglah hal-hal sedikit lebih fleksibel di Eropa dan di Prancis, terutama. Mudah-mudahan, apa yang akan kami umumkan mungkin akan lebih fleksibel daripada apa yang kami lakukan."

FFT mendapat kecaman keras pada pertengahan Maret ketika secara sepihak memindahkan Perancis Terbuka ke September di tengah krisis Covid-19. Prancis Terbuka sebelumnya dijadwalkan pada awal Mei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement