Senin 06 Jul 2020 14:13 WIB

Israel Disebut Dalang Ledakan di Situs Nuklir Iran

Gedung pembangkit listrik tenaga nuklir Iran rusak signifikan akibat bom Israel

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Badan Tenaga Atom Iran merilis foto situs nuklir Natanz yang terbakar, 2 Juli.
Foto: Badan Tenaga Atom Iran via AP
Badan Tenaga Atom Iran merilis foto situs nuklir Natanz yang terbakar, 2 Juli.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Laporan-laporan yang mengutip para pejabat Iran mengatakan, bahwa Israel berada di balik insiden ledakan yang terjadi pada 2 Juli di pembangkit listrik tenaga nuklir Natanz, Iran. Insiden ledakan itu telah berdampak signifikan atas rusaknya gedung.

"Israel bertanggung jawab atas ledakan di situs nuklir Natanz Iran dengan menggunakan "bom yang kuat"," demikian laporan The New York Times dikutip laman Sputnik, Senin (6/7). Laoran terebut mengutip sumber yang tidak ingin disebutkan namanya yang diidentifikasi sebagai pejabat intelejen Timur Tengah.

Baca Juga

Menurut sumber tersebut, insiden itu tidak berhubungan dengan ledakan lain yang terjadi di Iran sebelumnya, khususnya ledakan di dekat kompleks militer Parchin Teheran. Beberapa laporan telah meduga ledakan di kompleks Parchin terjadi di fasilitas produksi rudal.

Sebelumnya pada hari itu, mantan penasihat keamanan nasional John Bolton mempertanyakan apakah ledakan baru-baru ini dapat dihubungkan dan mewakili pendahulu serangan yang lebih besar atau bukan. New York Times juga mengutip seorang anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), yang mengkonfirmasi ledakan di situs Natanz.

Menurutnya, para penyelidik telah mempertimbangkan kemungkinan bahwa rudal jelajah atau dengung digunakan untuk menyerang Natanz. Namun demikian, ia melihat keumungkinan besar adanya skenario bom.

"Episode ini mungkin akan mempercepat rencana untuk memindahkan lebih banyak fasilitas paling sensitif Iran di bawah tanah", kata anggota IRGC.

Kerusakan yang disebabkan oleh insiden itu dijelaskan oleh Behrouz Kamalvandi, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran. Dia mengatakan terjadi kerusakan signifikan akibat insiden itu.

Dia juga mencatat bahwa hal itu dapat memperlambat pengembangan sentrifugal pengayaan uranium mutakhir. Penyebab insiden 2 Juli lalu belum secara resmi dikonfirmasi. Namun, beberapa laporan menunjukkan bahwa Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) telah menentukan alasan di balik kejadian tersebut, dan menyatakan bahwa fakta-fakta akan diumumkan pada waktu yang tepat.

Iran juga mengumumkan rencana untuk mengganti situs Natanz yang rusak dengan gedung yang lebih besar dengan peralatan lebih canggih. Menanggapi laporan media yang belum dikonfirmasi yang menunjukkan keterlibatan Tel Aviv, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan bahwa tidak setiap insiden yang terjadi di Iran pasti ada hubungannya dengan Israel.

Gantz mengulangi pernyataanya bahwa nuklir Iran adalah ancaman bagi dunia dan wilayah. Israel secara konsisten menentang program nuklir Iran dengan mengklaim bahwa Teheran akan menghancurkan negara Yahudi jika memperoleh senjata nuklir.

Iran telah secara konsisten menyatakan bahwa mereka tidak bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran menguraikan bahwa tujuan program nuklir negara itu secara eksklusif damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement