Ahad 05 Jul 2020 21:34 WIB

Tes Fisik UTBK SBMPTN Hanya Untuk Mahasiswa Domisili Jabar

Penerapan protokol kesehatan dan pembatasan mobilisasi peserta tes akan diketatkan

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Asisten Daerah (Asda) Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Setda Provinsi Jabar, Dewi Sartika (kiri) saat konferensi pers terkait UTBK, Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil (tengah) danPerwakilan Perguruan Tinggi Jabar yang hadir dalam jumpa pers, Rafly Chalil (kanan)
Foto: Arie lukihardianti
Asisten Daerah (Asda) Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Setda Provinsi Jabar, Dewi Sartika (kiri) saat konferensi pers terkait UTBK, Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil (tengah) danPerwakilan Perguruan Tinggi Jabar yang hadir dalam jumpa pers, Rafly Chalil (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar), sangat memperhatikan Keselamatan peserta tes Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, calon mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi yang dibolehkan mengikuti tes secara fisik hanya calon mahasiswa yang berdomisili di Jabar. 

"Yang di luar Jabar, kita arahkan Kota/Kab yang ada universitasnya untuk mengetes testing secara online," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil akhir pekan lalu.

Emil mengatakan, kebijakan ini dibuat karena pihaknya mendapatkan kasus di Cirebon ada kasus yang berasal dari daerah lain. "Itu kasus impor dari mereka yang datang dari episentrum wilayah zona merah," katanya.

Menurut Asisten Daerah (Asda) Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Setda Provinsi Jabar, Dewi Sartika, penerapan protokol kesehatan dan pembatasan mobilisasi peserta tes akan diketatkan. Tujuannya, mencegah penularan Covid-19. 

Menurutnya, tujuh perguruan tinggi negeri di Jabar akan menggelar UTBK-SBMPTN. Ketujuh perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Universitas Siliwangi (Unsil), dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. 

"Ada beberapa kebijakan yang bertujuan untuk melindungi keselamatan (peserta tes) dalam rangka produktif dan keadaan aman. 100 persen harus memenuhi protokol kesehatan," kata Dewi.

Jumlah peserta UTBK-SBMPTN di perguruan tinggi Jabar yakni 80.792. Rinciannya, ITB 16.648 peserta, Unpad 11.032 peserta, IPB 14.887 peserta, UPI 15.234 peserta, ISBI 7.206 peserta, Unsika 7.296 peserta, dan Unsil 8.489 peserta. 

Dewi mengatakan, pelaksanaan tes UTBK-SBMPTN dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung 5-14 Juli 2020, sedangkan gelombang II pada tanggal 20-29 Juli 2020. Setiap gelombang akan digelar dua sesi per hari.

"Apabila ada peserta yang sakit dan tidak bisa ikut atau berhalangan hadir, ini masih dimungkinkan ikut tes pada gelombang kedua. Yang jelas dari tim panitia UTBK akan melayani sebaik-baiknya bagi peserta yang sudah terdaftar menjalani UTBK," katanya. 

Pelaksanaan UTBK di setiap perguruan tinggi,  tersebar di beberapa lokasi. ITB misalnya, menggelar UTBK di kampus ITB, SMA Negeri 1, 2, 3, 4, dan 5 Kota Bandung. Sedangkan, UTBK Unpad hanya berlangsung di kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang. 

Lokasi pelaksanaan UTBK IPB tersebar di beberapa tempat. Selain kampus IPB sendiri, UTBK digelar di 16 SMA/SMK kabupaten/kota Bogor. Pun demikian dengan UPI dan ISBI. Sementara UTBK Unsil dan Unsika berlangsung di kampus masing-masing. 

Menurut Dewi, Pemprov Jabar sudah menyampaikan berbagai rekomendasi kepada tujuh perguruan tinggi negeri. Mulai dari pembatasan interaksi, menyiapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19, memiliki Satuan Tugas, menyediakan pelayanan kesehatan, sampai menyiapkan ruang kesehatan dan ambulans. 

"Pengecekan suhu juga harus dilakukan. Peserta dibatasi bagi yang berdomisili di Jabar. Ini untuk menghindari imported case (kasus impor)," katanya. 

Dewi mengatakan, yang pasti adalah mereka membuat surat pernyataan untuk bertanggungjawab selama kegiatan UTBK termasuk berkoordinasi dengan kabupaten/kota tempat pelaksanaan kegiatan. "Bagaimana mereka menyiapkan keamanan di sekitar lokasi pelaksanaan UTBK, dan protokol teknis kesehatan UTBK," katanya. 

Perwakilan Perguruan Tinggi Jabar yang hadir dalam jumpa pers, Rafly Chalil mengatakan, semua perguruan tinggi yang menggelar UTBK berkomitmen mengimplementasikan protokol kesehatan secara ketat. 

"Semua perguruan tinggi berjanji akan menjalani protokol Covid-19. Dari mulai peserta masuk, masuk ke kawasan kampus, lalu sampai mendekati gedung, lalu masuk ke ruang ujian," kata Rafly. 

Rafly meminta peserta tes UTBK-SBMPTN untuk mencetak ulang kartu tanda peserta melalui website www.ltmpt.ac.id pada 29 Juni 2020 hingga batas terakhir 2 Juli 2020."Keluhan yang masuk adalah lokasi ujian," katanya. 

Sebagai contoh, kata dia, peserta dari Sumatera Selatan yang harus ujian di kampus Unpad Jatinangor. Peserta itu harus menghubungi perguruan tinggi terdekat di Sumetera Selatan. "Nanti perguruan tinggi bersangkutan akan berkomunikasi untuk pindah lokasi ujian," katanya. 

Menurut Rafly, tenaga kesehatan di tempat UTBK akan memeriksa persyaratan kesehatan peserta tes. "Misal ada peserta yang suhu badannya lebih dari 38 derajat. Mereka akan langsung ditangani tenaga kesehatan. Dan peserta itu dapat melakukan ujian pada gelombang kedua. Ada waktu 14 hari untuk recovery," katanya. N Arie Lukihardianti

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement