Senin 06 Jul 2020 05:10 WIB

Wacana Dimerger oleh BUMN, BRI Syariah Dukung Kementerian 

Fokus BRI Syariah tetap meningkatkan kinerja bisnis.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Kartu ATM BRI Syariah ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Kartu ATM BRI Syariah ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana merger bank syariah anak usaha BUMN turut ditanggapi oleh BRI Syariah yang disebut akan digabung dengan Mandiri Syariah dan BNI Syariah. Sekretaris Perusahaan, Mulyatno Rachmanto menyampaikan, BRI Syariah mendukung setiap program pemerintah untuk memperkuat BUMN.

"Sebagai perusahaan anak BUMN, kami akan selalu mendukung kebijakan Pemerintah apapun yang menjadi program dan arahan untuk memperkuat BUMN demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia," katanya, Ahad (5/7).

Baca Juga

Sejak awal, BRI Syariah mendukung upaya Menteri BUMN, Erick Thohir yang punya program beliau untuk memperkuat perusahaan-perusahaan BUMN. Yang jelas, kata Mulyatno, fokus BRI Syariah tetap sama yaitu meningkatkan kinerja bisnis.

Satu-satunya bank syariah anak usaha BUMN yang sudah go public ini punya tujuan supaya bisa menjadi bank ritel modern dan terkemuka dengan ragam layanan finansial. BRI Syariah terus menunjukkan performa bisnis yang signifikan sejak rombak direksi.

Pada kuartal I 2020, BRI Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 75,15 miliar, naik 150 persen (yoy). Sementara itu, aset tercatat sebesar Rp 42,2 triliun, tumbuh 9,51 persen (yoy). Pembiayaan tumbuh 34,28 persen (yoy), dan dana murah (CASA) sudah mencapai 77,51 persen (yoy).

Di tengah pandemi Covid-19, BRI Syariah juga tetap optimistis bisa tetap tumbuh positif secara keseluruhan tahun 2020. BRI Syariah menyiapkan tiga skenario dalam menghadapi wabah mulai dari skenario ringan jika wabah selesai Juni, skenario sedang jika wabah selesai September, dan skenario berat jika wabah selesai Desember.

BRI Syariah menyampaikan masih aman jika wabah berakhir di September. Namun dampaknya akan signifikan jika wabah berkelanjutan hingga Desember 2020. Untuk menghadapi kondisi saat ini, BRIsyariah mengantisipasi dari kesiapan likuiditas, NPF, dan permintaan pembiayaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement