Ahad 05 Jul 2020 16:16 WIB

Unair Sediakan 7.000 Alat Rapid Test untuk Peserta UTBK

Sudah ada 60 peserta yang menjalani tes cepat Covid-19 di Unair Surabaya.

Kegiatan rapid test Covid-19.
Foto: Republika/Prayogi
Kegiatan rapid test Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Airlangga Surabaya menyediakan sekitar 7.000 alat tes cepat atau rapid test kit untuk memfasilitasi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang kesulitan mendapat layanan tes Covid-19 tersebut.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya Ahad (5/7) mengatakan pihaknya banyak bantuan dari berbagai mitra, mulai dari dosen, manajemen, puskesmas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

"Sekarang ini sudah ada 6.500 sampai 7.000 alat tes cepat. Tidak hanya untuk Unair, nanti kami distribusikan ke ITS Surabaya, UPN, dan mitra pusat UTBK di Surabaya yang membutuhkan," ucapnya.

Nasih mengatakan pada sesi pertama UTBK di Unair, sudah ada 60 peserta yang menjalani tes cepat dari dua lokasi di Kampus B dan C.

"Kalau satu hari bisa 100-200 peserta, kami optimis bisa melayani tes cepat untuk peserta UTBK yang kesulitan ini," katanya.

Pihak Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) juga sudah berkoordinasi dengan beberapa pimpinan daerah lain, seperti di Gresik, Sidoarjo sampai Kediri kemudian memfasilitasi bantuan tes cepat untuk warganya yang mau mengikuti UTBK.

"Usaha dulu, kalau kesulitan bisa ke Unair. Bukan masalah alat tes cepatnya, tapi tenaga yang menguji terbatas kalau semua ke sini," katanya.

Hingga saat ini belum ada temuan hasil tes cepat peserta UTBK Unair yang reaktif, kalau pun ada temuan tersebut maka peserta tersebut diimbau menjalani tes usap.

Menurut Nasih, tes cepat sifatnya sama dengan hasil pengecekan suhu badan, yakni jika suhu badan peserta UTBK di atas 37,5 dan hasil tes cepat reaktif maka harus diteruskan dengan tes usap.

"Harus dipastikan sehat dengan swab test (tes usap), kalau negatif ya bisa ikut ujian di sesi-sesi berikutnya sepanjang masih ada jadwal," kata Nasih.

Akan tetapi, kata dia, pihak Unair tidak menyediakan layanan tes usap sehingga, peserta bisa langsung mengirimkan pemberitahuan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 kabupaten/kota asal peserta.

"Kalau hasil swab PCR negatif bisa ikut ujian di sesi berikutnya, sepanjang masih ada waktu. Kalau positif COVID-19, dinyatakan sakit tidak bisa ikut UTBK (harus penyembuhan)," tuturnya.

Unair juga menyarankan, peserta yang reaktif tes cepat segera mengirimkan hasil tes usap sebelum 20 Juli 2020.

Sebab, lanjut dia, gelombang kedua UTBK pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) digelar pada 20-29 Juli 2020.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement