REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak, menjadi sasaran penembakan roket pada Ahad (5/7). Ini merupakan serangan kesekian kalinya yang membidik gedung misi diplomatik Negeri Paman Sam.
Seperti dilaporkan laman Al-Arabiya, roket itu dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara Irak. Kendati demikian, roket tetap jatuh di Zona Hijau, yakni sebuah daerah seluas 10 kilometer persegi yang di dalamnya terdapat kedutaan AS, Inggris, Australia, dan Mesir.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sejak Oktober tahun lalu, Kedubes AS di Baghdad telah menjadi sasaran penembakan puluhan roket.
Pada 27 Januari lalu, misalnya, Kedubes AS menjadi target serangan roket katyusha. Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi mengecam serangan tersebut. Menurutnya serangan semacam itu dapat mengubah Irak menjadi zona konflik.
“Serangan bermusuhan terhadap misi asing ini diulangi dengan misil-misil yang jatuh di dalam kompleks Kedutaan AS. Selagi mengutuk tindakan ilegal ini, kami menginstruksikan pasukan keamanan kami untuk menangkap para penyerang dan membawa mereka ke pengadilan,” kata Abdul-Mahdi kala itu.
Pada 5 Januari dua roket katyusha juga pernah menghantam Zona Hijau di Baghdad. Roket tersebut mendarat tak jauh dari gedung Kedubes AS. Sebanyak enam orang terluka akibat peristiwa itu. Serangan roket katyusha itu dilancarkan tepat dua hari setelah AS membunuh Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad. Irak mengecam aksi pembunuhan tersebut. Ia khawatir negaranya akan menjadi medan pertempuran AS dengan Iran.